Bila menjadikan sepak bola sebagai ladang bisnis dan tempat mencari makan, keuntungan, kepentingan pribadi/kelompok/golongan, hingga kendaraan politik, apalagi tidak berangkat dari pelaku asli sepak bola (mantan pemain/pelatih, pendidik/pembina/pemilik wadah sepak bola akar rumput), maka segala perilakunya kepada sepak bola dan para pelaku aslinya, tidak memakai hati.