Kendati Timnas Indonesia saat diasuh Shin Tae-yong (STy) belum pernah menang di ASEAN Cup atau yang dulu bernama Piala AFF, yaitu pada(1) 15 Desember 2021 - Indonesia 0-0 Vietnam - Piala AFF 2020(2) 6 Januari 2023 - Indonesia 0-0 Vietnam - Piala AFF 2022
(3) 9 Januari 2023 - Vietnam 2-0 Indonesia - Piala AFF 2022
Namun untuk laga di Piala AFF 2024 (Asean Mitsubishi Electric Cup) Edisi ke-15, dalam laga ke-3 fase Grup B, STy mengaku percaya diri bisa meraih poin maksimal saat menghadapi Vietnam kali ini.
"Pertandingan besok akan sangat berat dan sulit (buat Timnas Indonesia)," ujar Shin Tae-yong (STy) dalam konferensi pers jelang lawan Vietnam, Sabtu (14/12/2024).
Latar belakang STy pede
Saya melihat, kepercayaan diri (pede) STy lahir atas beberapa latar belakang.
Pertama, memang head to head Vietnam vs Indonesia sejak 1991, sudah terjadi 30 kali. Indonesia tercatat 11 kali 11 kali menang, 11 kali imbang, dan 8 kali kalah.
Tetapi, khusus di tahun 2024, Timnas Indonesia mampu memenangi semua pertandingan atas Vietnam, yaitu:
(1) Menang 1-0 (di Piala Asia 2023),
(2) Menang 1-0 (di Kualifikasi Piala Dunia 2026 putaran kedua), dan
(3) Menang 3-0 (di Kualifikasi Piala Dunia 2026 putaran kedua).
Khusus di Piala AFF, catatan STy pun tidak jelek, hanya kalah 1 kali dan imbang 2 kali. Itu terjadi saat Timnas Vietnam sedang dalam kondisi puncak. Sementara, STy baru memulai meramu Timnas Indonesia, minus pemain naturalisasi.
Kedua, meski dalam Piala AMEC kali ini, Timnas Indonesia hanya diisi oleh skuat yang rata-rata berusia 20 tahun, karena pemain senior tidak dikasih izin membela Timnas, sebab AMEC bukan turnamen agenda resmi FIFA, tetapi, dari dua laga sebelumnya, menang atas Myanmar 0-1 dan ditahan imbang Laos 3-3, saya yakin, STy sudah menemukan komposisi tim terbaik. Meski Marselino, absen.
Kurangnya waktu persiapan tim. Tiadanya uji coba tim. Membuat STy menjadikan laga versus Myanmar dan Laos sebagai ajang coba-coba pemain, demi menemukan komposisi terbaik, game plan, strategi, dan taktik yang menyesuaikan dengan kompetensi pemain yang ada. Sekaligus menyesuiakan diri dengan kompetesi Timnas Vietnam.
Ketiga, STy yang kini sudah cukup memahami karakter dan kompetensi setiap pemain dalam skuatnya, minimal memiliki beberapa hal yang dapat diandalkan agar skuatnya, minimal dapat mengimbangi, dan maksimal dapat menang atas Vietnam di kandanganya. Melupakan bahwa Timnas Indonesia diperkuat pemain yang rata-rata berusia 20 tahun. Sementara, Vietnam diperkuat oleh pemain senior, di antaranya:
(1) Peran pemain belakang vital.
Para pemain belakang memiliki kelebihan mencetak gol. Meski saat vs Laos, mereka berbuat bodoh, yakin kali ini akan sadar diri, tahu diri, mengukur diri. Terpenting bertanggung jawab dulu atas fungsi dan tugasnya sebagai pemain belakang yang vital. Tidak dilarang membantu sektor tengah dan depan, tetapi saat dibutuhkan di posnya, sudah siap, tidak terlambat, tidak kalah oleh lawan.
(2) Serangan balik.
Timnas Indonesia memiliki senjata serangan balik mematikan. Ada penyerang yang punya akselerasi cukup mumpuni untuk melewati pertahanan lawan dan mampu menuntaskan dengan tembakan ke arah gawang. Seperti Rafael Struick khususnya, mampu melakukan penetrasi lalu melepaskan tembakan keras dari luar kotak penalti dan beberapa kali terbukti sudah menjebol gawang lawan, bahkan di laga sekelas Piala Asia dan Kualifukasi Piala Dunia. Asal diimbangi oleh pemain lain. Yang juga harus cerdas TIPS.
(3). Lemparan Pratama Arhan.
Lemparan ke dalam Pratama Arhan, selain terbukti moncer
 Sudah pula membuat jebol gawang Vietnam. Juga sudah mengoyak gawang Laos. Kali ini, tentu akan menjadi amcaman nyata bagi Vietnam lagi.
Pastinya, sejauh ini, lemparan ke dalam Arhan cukup efektif untuk membuka peluang Timnas Indonesia mencetak gol.
(4). Tendangan Penjuru.
Tendangan penjuru, juga sudah terbukti, berkali-kali menjadi senjata andalan STy. Selain dalam skuat punya beberapa pemain yang dapat diandalkan dalam melepaskan tendangan penjuru dengan akurat dan tajam, skuat Garuda juga memiliki beberapa pemain yang memiliki tradisi kuat dalam meyambut sepakan pojok dan melanjutkannya menjadi gol.
Semoga, kepercayaan diri STy dengan alasan latar belakang yang saya duga, bergayung sambut dengan intelegensi (I) dan personality (P) pemain yang nanti dipercaya turun.
Tidak ada pemain yang jumawa. Â Konsentrasi dan bertanggung jawab dulu sesuai fungsi dan tugasnya, bukan sok jagoan membantu mencetak gol, tetapi daerah yang harus dijaga ditinggalkan tanpa mampu kembali sesuai situasi, kondisi, dan waktu yang dibutuhkan. Hingga lawan mampu mencetak gol yang bukan hanya mempermalukan pemain yang berbuat bodoh. Tetapi mempermalukan Timnas dan Indonesia.
Semua pemain bermain sesuai tugasnya. Selain cerdas I dan P, juga wajib cerdas teknik (T) dan speed (fisik). Tidak ada lagi pemain model Marselino atau Justin Hubner yang merugikan tim dan diri sendiri. Karena miskin I dan P. Tidak ada pemain individualis dan egois. Tidak ada kesalahan elementer. Tidak ada pelanggaran yang tidak perlu, sekecil apa pun.
Cerdas I dan P saat lawan memprovokasi, tidak terpancing. Tidak memancing.
Bila semua berjalan dengan benar dan baik, saya juga yakin, di bentrok ke-4 ini, dalam asuhan STy di Piala AFF, setelah 2 kali imbang dan 1 kali kalah, inilah saatnya Indonesia menang, meski di kandang Vietnam. Cukup 0-1. Aamiin.