Manusia yang menyadari dan memahami hakikat (intisari atau dasar, kenyataan yang sebenarnya atau sesugguhnya), sebagai mahkluk individu, beragama, berbudaya, dan sosial, akan senantiasa menjadikan "cinta" sebagai podasi serta pedoman untuk langkah kehidupan di dunia dan duniaNya, berdasarkan realita (kenyataan), bukan atas dasar khayalan (angan-angan).