Kejadian klaster sekolah sepak bola di Jepang ini mirip dengan kejadian klaster corona di sekolah formal yang belajar tatap muka di Finlandia, Prancis, Inggris, Korea Selatan dll. Dan, ternyata diikuti oleh klaster sekolah formal di beberapa daeray Indonesia, karena tetap nekad dan bandel membuka sekolah tatap muka.
Kini, dengan adanya contoh klaster corona di sekolah sepak bola di Jepang, maka penggiat sepak bola di Indonesia baik di akar rumput maupun klub di tengah masyarakat, benar-bebar tidak boleh menyepelekan contoh kasus ini. Terlebih semua yang terpapar dan kasus positif tersebut nampak sehat dan tak ada gejala.
Ironisnya, Covid-19 yang terus berpandemi di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia yang setiap hari kini justru bertambah kasus positif dengan rata-rata dua ribuan kasus, nyatanya tak menyurutkan langkah masyarakat untuk tetap beraktivitas secara normal.
Dalam aktivitas yang sekarang sudah sangat terlihat normal, meski tetap ada peraturan ketat protokol kesehatan dan ancaman hukuman/dendanya, tetap saja masih banyak masyarakat yang abai tak menggunakan masker, tak cuci tangan, dan tak jaga jarak.
Hampir di semua sektor kehidupan, kini sudah mencoba kembali dalam kehidupan normal. Maka, tak heran bila kasus positif dan klaster penularan corona terus berkembang biak. Dalam kondisi seperti sekarang, nampaknya Pemerintah Indonesia di bawah Jokowi seperti nampak "pasrah".Â