lantas siapa yang dapat menghalangi rasa
tak juga kau
tak pula aku
ia mengalir lamat tamat
dalam sebuah sentuhan yang sayup
yang menjalin setipis jaring labalaba
tertaut laksana gaharu
lihatlah, betapa sejatinya kita tak dapat menghalangi rasa
meski terkadang bermuara di tempat yang tak semestinya
tak juga kau
ataupun aku
ia, yang mengalir dengan sangat ringan
lantas seketika menjerat.
[05.08.2011] : catatan di pagi-pagi buta sebelum sahur