Mohon tunggu...
KOMENTAR
Fiksiana Artikel Utama

Puisi: Skala Rindu

6 September 2015   13:08 Diperbarui: 7 September 2015   14:58 461 11
Masih saja kuteringat kala itu
Saat engkau dan aku bertemu
Di selter itu

Deras gerimis hingar iringi suasana
Tiada orang di sekitar kita
Hanya berdua

Rindukah padaku?
Engkau tanyaiku
Ya aku rindu
Utasku

Sebanyak apa?
Lagi engkau bertanya
Pentingkah kuantitas?
Kali ini tanyaku meretas

Penting
Orang melempar koran saban minggu bisa bilang ; rindu
Orang berpapasan di pasar minggu bisa bilang ; ya begitu
Roda dua, roda tiga, roda empat dan lainya seliweran
Roda enam yang engkau dan aku nanti belum tampak ke pelataran

Aku bediri
Kemari
Engkau menuruti
Kugenggam tangan engkau
Kubimbing pada udara

Meringis engkau terkena gerimis
Gerimis adalah bentuk pecahan matematika alam yang tak mampu dihitung
Saling tatap lekap baik engkau maupun diriku
Sebanyak itulah rinduku padamu

Tangan engkau basah
Tanganku juga
Basah tangan, basah mata, basah hati
Adakah hati bisa basah?
Sekuyup apa?

Gerimis ialah kelebat
Akan ada saatnya berhenti
Sebanyak apapun tertambat
Rindumu padaku berarti bisa disudahi

Kulayangkan senyumku
Kularungkan apa yang engkau tanya padaku
Bagaiamana denganmu?
Rindukah padaku?
Sebanyak apa itu?

Engkau mengatupkan tangan di dadaku
Rindu yang ditanya itu adalah sebanyak detak jantung ini berdetak
Terus mengalun
Kadang cepat kadang lambat
Kuantitas yang dicari kan terus terakumulasi sampai pada skala maksimum
dan…

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun