Banyak pengalaman telah berlalu, “proyek demi proyek” alias proyek untuk proyek membuktikan Departemen kurang ikhlas melihat dan menguasakan pengelolaan sebuah “Proyek” ke daerah. Sangat banyak proyek itu diadakan di daerah tetapi ekornya masih dipegang oleh orang pusat. Maka muncullah kegiatan yang tak masuk akal seperti : Bendahara datang dari Jakarta berkeliling Indonesia hanya untuk membayar honor penyelenggaraan proyek, Panitia proyek adalah orang Jakarta tetapi persiapan dan penyelenggaraannya dilakukan orang daerah dan sebagainya. Tetapi era telah berlalu, kini kepemimpinan baru telah ada yang tinggal siap bekerja semoga memperbaiki penyakit lama yang memperlihatkan Jakarta menyangka orang daerah cocoknya jadi pembantu saja.