Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Bapak dan Lintang Waluku

13 November 2022   08:08 Diperbarui: 13 November 2022   08:59 220 2
Lelaki pertama dalam hidupku yang mengenalkanku
pada Lintang Waluku
: mengajariku tentang akarku,
keluarga petani sederhana
di Pantai Selatan Pulau Jawa

Lelaki pertama yang mengenalkanku
membiasakan bibirku melafalkan ayat Qulhu
: Qulhu Allahu Ahad
: Katakan sesungguhnya Allah itu Maha Tunggal

Lelaki pertama yang mengajakku
berjalan beriringan bersamanya
dengan kaki telanjang menapak bumi
memandangi langit Timur
yang masih menyajikan ekor Lintang Kemukus di Subuh hari
: komet Halley yang 76 tahun sekali
menyapa penduduk bumi

Lelaki pertama yang dengan tangannya sendiri
membimbing jari-jari mungilku
menjalin dua helai janur menyatu
menjadi selongsong ketupat

: helai janur kiri perlambang lingga,
helai janur kanan perlambang yoni,
mengutuh menjadi kehidupan

: menjalin ketupat.
Kupat.
Ngaku lêpat.
Untuk selalu ingat bahwa
manusia itu tempatnya khilaf, lupa, dan salah,
sehingga bersedia meluaskan hati untuk ikhlas memaafkan

Lelaki pertama yang mengenalkanku
pada kosa kata
Dewa Ruci,
Kurusetra,
"Werkudoro/Bimo, Arjuno/Janoko, Puntodewo, Nakulo-Sadewo"

: menjadikanku remaja
yang tadinya mengidolakan Puntadewa
karena kejujurannya,
lalu karena Sang Yudistira itu 'berbohong' tentang Aswatama,
maka idolaku bergeser pada Rsi Bhisma

Bapak
pada diriku mengalir DNA-mu
"bekal"-ku membentuk DIRI menjadi versi terbaik
raga dan jiwa

Peluk jauh, Bapak, dari Putri Pembarepmu
Selamat Hari Ayah Nasional
12 November 2022



KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun