Kembali ke alam. Kembali ke "tanah air", sebenar-benar "tanah" dan "air". Menyusuri sungai dari arah hilir menuju hulu. Secara bertingkat, sungai-sungai ini "dibendung" dengan memanfaatkan bebatuan asli ekosistem sungai menjadi cekungan-cekungan/kedung. Menyusuri "galengan" alias pematang sawah lereng perbukitan yang menyajikan konsep terassering, dengan sesekali berjalan di aliran irigasinya.
Ada bagian perjalanan yang lebih nyaman ditempuh dengan melepas alas kaki dan bertelanjang kaki. Membiarkan telapak kaki merasakan kasih sayang Ibu Bhumi. Selalu ada yang terjatuh, terpeleset ke badan air, dan terjerembab ke tanah. Semua itu terbayar ketika sampai di sumber mata air Grenjeng yang super jernih dan debit airnya besar.