(Kagem K.H. Muhammad Nursalim ingkang pasareyanipun
wonten ing lebetipun Benteng)
Dentang Jam Dinding Benteng Van den Bosch
Empat kali
Sore hari
langkah-langkah kaki
berjalan menapaki jalur tak kasat mata
bernama takdir
seenggan apa engkau menolak
kepadanya jua engkau kan bertolak
di sebuah pusara
bertabur kuntum Melati & kelopak-kelopak Mawar kampung
satu-dua Merpati
puluhan burung Prenjak
sayapnya berkepak-kepak
kutitip pada tiap kembangnya:
ucapan terima kasih
dan bacaan Al Fatihah-ku yang belum juga tartil
Lima kali
Sore hari
mendung di langit
menampakkan diri bagai seorang putri
di jendela menara
muram
durja
kelam
tak bercahaya
menunggu Matahari Senja
yang semburat tenggelamnya jingga merona
Enam kali
Pagi hari
di pusaran waktu
aku berdiri
menjalani
apa yang harus kujalani