Durga Karunia Nawasakti
seorang Ibu Tua berkerudung putih lusuh, menggenggamkannya di telapak kanan tanganku
saat usai kubantu ia berjejalan berebutan bus membawa kami ke maktab berkilo-kilo meter jauhnya dari pintu 9 Masjidil Haram
matanya teduh
ia kurus renta namun ramah
bibirnya berkata bahasa asing
aku gagal menerjemahkannya
kami berpisah
genitri kugenggam
Ibu Tua lambaikan tangan
delapan tahun sudah
kalung genitri setia kukenakan
meski selalu kusembunyikan
di balik lembar kain pakaian
lalu kau datang
hadir utuh dalam keseharian
lelaki berkalung genitri
mukhi sembilan
Durga Karunia Nawasakti
mengiringi langkah-langkah perjalanan
menjajari irama napasku
menemani dalam gurauan, canda, dan tawa jenaka di titik timbangan kiri; serta galian kisah-kisah nusantara, pustaka, pusaka, madah-madah, shalawat, dzikir, puja-puja, di titik timbangan kanan
Tuhan, limpahi aku dengan Kasih Sayang Penuh dari-Mu
hingga bila ku harus jelang ia sebagai belahan jiwa
semoga telah usai dan tuntas kisah cinta, penyembuhan, bahagia, damai atas diriku sendiri
14 Februari 2021 (17:09 WIB)
Radite Umanis, tithi 3 Suklapaksa bulan Magha (Maghamasa) 1942 Saka