rerumput hijau terhampar
pada matanya pandangku terdampar
ia bersuara namun aku tak mendengar
ia memanggil namun aku tercekat dalam gigil
ia terus saja berkata-kata
dua soca-nya berkaca-kaca
rupanya ia telah menungguku sejak lama
aku mendaki menujunya
lelaki sunyi di atas bukit
mabuk aku dalam sergapan pana
: kata-kata jadi tanaman bunga aneka rupa
: air mata tumbuh mewujud batang daun bunga Matahari yang bermekaran seketika
sebuah bukit, seorang lelaki di puncak
tak lagi ia sendiri
ada aku bersamanya
kami: berdua saja
dikelilingi pesona sekar bunga kembang kusuma puspa puspita