Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Nyanyian Kunang-Kunang

15 Januari 2021   04:51 Diperbarui: 16 Januari 2021   11:24 558 10
Ah, betapa!

ingin sekali aku ke sana

sebuah kolam sepanjang 70 depa

lebarnya 30 langkah orang dewasa

tanaman air subur daunnya

teratai mekar berlomba-lomba

sedari malam bunga-bunga menawarkan putiknya yang ranum
sebelum jam sembilan pagi ia menguncup lagi dalam sipu-sipu merah jambu



Wahai, betapa!

sudah lama sekali sejak terakhir bersua
gadis-gadis senantiasa setia menciumkan telapak kaki telanjangnya pada pelukan Ibu Bumi

selalu berkain katun hitam

selalu berbaju katun putih

lamak hitam menemani sebagai teman pengikat beban, pengikat ranting-ranting hutan, saat harus berladang



lalu suara itu

suara-suara itu

orkestra di kedalaman jingga saat mentari kembali ke peraduannya

tonggeret khusyuk merajut nada sebagai pembuka

jangkrik selanjutnya

katak bersahutan

angin berdesau-desau

bisikan malam bagi manusia yang terjaga

mengalun bagai tarian, menyapa bagai belaian sayang Ibunda



betapa aku, betapa engkau

betapa sembilu, betapa kemilau

suar-suar tergelar rinci bersama rintik-rintik air langit

ranjau-ranjau rebah terlibas musnah tuntas

dentam berpadu denting



Oh, betapa!

ingin kusapa lagi seekor lebah yang terbang rendah & meninggalkan sengatnya di jariku

juga kunang-kunang yang tanpa bimbang mengitari kembang-kembang di gulita malam, menyanyikan lagu-lagu pujian tentang Sang Pangeran

rupanya aku harus merelakan waktu mengalir perlahan dibawa gerakan angin Tenggara negeri dewata

hingga nanti ketika purnama & aditya beranjangsana melalui sekawanan Mina, Mesa, Wribasa, Mintuna: tiba saatnya kau bawa aku besertamu

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun