di usia SD
Ibu mengajakku membantunya tata dhahar
piring Bapak selalu yang itu
paling besar
piring beling sederhana putih susu
hiasan bunga di tepian warna abu-abu
gelas Bapak juga berbeda
paling besar, tentu
meja makan kami besar memanjang dengan 6 kursi
ada wijikan
ada serbet yang dilipat di sebelah piring
lalu sendok garpu
segelas air putih:
dalam gelas beling bening
untuk masing-masing
piringku piring enamel bergambar bunga warna merah
dua adikku masing-masing hijau dan biru
piring Ibu piring beling putih susu berbunga pink
nasi dalam cething
warna putih berlubang-lubang
tak lupa sebuah centhong
sajian hidangan sederhana tertata di tengah-tengah meja
tamba amis di ujung meja
diwadhahi keranjang bambu
kadang pisang
kadang duku
berganti selalu sesuai musim
tak pernah ada buah yang mewah
Oh ya
aku baru sadar
entah sejak kapan
meja makan kami tanpa tata dhahar
barangkali sejak jadwal makan siang sudah tidak sama lagi diantara kami berlima
SMA
kuliah
bekerja
atau juga barangkali
kami lebih senang makan di ruang tengah
sambil nonton tivi