Puisi | Bandung, Kyoto, dan Satu Mug Coklat Hangat
2 Januari 2021 21:04Diperbarui: 6 Januari 2021 14:162145
2 Januari 2021 aku bersenandung:
Bandung, Bandung, dilingkung gunung tempat kuberlindung tempatku di Utara Bandung Tangkuban Parahu
Bandung, Bandung dilingkung gunung tempatku berlindung Sasakala Lutung Kasarung Lambang Budi Agung
cinta dan kasih sayang pedoman hidup waktu Tuhan tersenyum lahirlah Pasundan
Pasundan tempat lahir hamba, Parahyangan bersemayamnya para dewa, Parahyangan
~~~
Ah, Kyoto jauh sungguh perlu penerbangan di ketinggian 35 ribu kaki delapan jam, lebih melewati awan-awan menembus mendung
Mendung pekat menyelubung Bandung aku di sini berjuang mengelola rindu yang mengerubung di Bandung
mug putih kesayanganmu kuminta sangat untuk kau tinggal "I love you to the moon and back" kata-kata berjejak di pinggang keramik berisi coklat hangat minuman favoritmu
Anak Lanangku biar kutuntaskan rindu Ibu di sini jemari mengeriput barangkali tersebab suhu udara dan tentu saja: usia
Bandung, Bandung dilingkung gunung, tempat ku berlindung
Kyoto impianmu sejak lama engkau memang Semata Wayang Ibu bukan penghalang langkahmu harus terayun panjang sangat panjang sejauh pandang impianmu tentang Jepang sepanjang jalan juangmu
wujud-nyatakan riset biokimia selular
rindui saja Ibu jangan khawatirkan doa-doa akan terus terlangitkan untukmu
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Akun Terverifikasi
Diberikan kepada Kompasianer aktif dan konsisten dalam membuat konten dan berinteraksi secara positif.