dari balik senyumnya
kutangkap rintik tangis
yang buru-buru ia kikis
dengan bibir tersenyum manis
Selintas
dari balik bahak tawanya
kutara sebuah kisah duka
yang buru-buru ia seka
lewat binar mata yang sengaja menjenaka
cerita lara itu benar nyata
tentang jarak
terentang
panjang
antara ia dan Sang Putra Semata Wayang
tiada rengkuh
sapa pun jauh
di ujung tahun
ia selalu benci kilas balik
sebab rindu demikian mencekik
seperti purnama berkubang mega hitam tebal berdepa-depa
terang cahaya adanya, namun tak sampai ke bumi
Sepintas
seiring diamnya yang hening
kuterka kadar nestapa
yang selalu ia coba sapih
meski jantungnya terjerang perih yang mendidih
doa-doa
mantra-mantra
puisi sepenuh isi hati
itu saja yang tersisa usaikan seluruh rasa kabung