Dalem aturaken panyuwun duka
Amargi atmajanira punika tansah damel cuwa"*)
Begitu ucap seorang putri raja kepada Resi Agastya, sosok yang dipujanya
Kristal bening berlelehan di pipinya yang pasi
Sang Resi bergeming
Sang Putri bergelut hening
Pohon Angsana di luar pura menyemerbakkan senyawa kimia aromatisnya yang pekat
Runtuhan bunganya tergelar serupa permadani kuning
Rintihan Sang Putri menyelusup bagai frekuensi yang menala pada tiap kuntum bunga Angsana yang gugur
"Yang kau cari sesungguhnya ada di dalam suwungmu sendiri, Anakku
Bukankah ia adalah Sang Penyaksi?
Maka kenali dahulu diri dan keberadaanmu
Sebelum kau jatuhkan cintamu pada Raden Wijaya"
Sang Putri masih menunduk saat Resi Agastya mengangkat telapak tangan kanannya dan berlalu
Untuk Gayatri (yang kelak menjadi Rajapatni) ia selalu berikan restu