Anak sulung-ku. Anak lelaki. Kulitnya seputih kulitku. Matanya sesipit mataku. Senyumnya, adalah senyumku. Semakin besar ia sekarang. Melihatnya sekarang, terbayang saat ia masih dalam dekapan lima tahun yang lalu. Kadang aku bercanda begini pada Pay:
KEMBALI KE ARTIKEL