Aku mengenangmu seperti mengenang Cipularang. Bagaimana harus kukenang jika selalu hampir pasti tak lekang kutelusuri kilometer demi kilometernya? Berkelok, menanjak, meluncur panjang dan tajam. Dan cumbuan kabut pagi Subuh kemarau di atas aspal jembatan terpanjang sesyahdu
hymne pulang kerja.
KEMBALI KE ARTIKEL