Dulu aku membencinya. Persis seperti benciku pada raut muka putih manis saat berpapasan denganku di tangga pintu masuk kantor yang semula sepasang matanya memandang padaku dan detik berikutnya saat kuberikan senyum paling ramah dan sopanku kepadanya, tiba-tiba sorot matanya memandang pada
homo sapiens lain dengan gender laki-laki, sama sepertiku, yang muncul dari arah antah berantah.
KEMBALI KE ARTIKEL