Beberapa hari ini saya kebetulan punya lebih banyak kesempatan untuk bersantai dan beberapa kali menyaksikan Sinema Pintu Taubat yang tayang di Indosiar. Salah seorang teman saya yang juga menontonnya iseng bertanya pada saya, “Mbak, kalau Sinema Pintu Taubatnya versi katolik gimana ya, Mbak? Kasus seperti apa yang diangkat?”. Saya sempat mengernyitkan dahi beberapa detik, kemudian tertawa kecil. Mengingat bahwa memang Sinema Pintu Taubat ini adalah sinema bernuansa islami, sepertinya wajar jika teman saya bertanya begitu. Tapi, pertanyaan mengenai permasalahan yang diangkat, saya agak aneh juga mendengarnya. Mungkin teman saya berpikir bahwa permasalahan yang bernuansa islami berbeda dengan permasalahan yang bernuansa katolik. Mungkin memang ada beberapa yang berbeda, tetapi pada dasarnya sama saja.