Pak Rahmat selaku pemilik pabrik yang memproduksi tahu tersebut memperkejakan beberapa pegawai. Salah satu pegawainya bernama pak Nana. Dengan tidak adanya kualifikasi khusus yang diberlakukan oleh pak Rahmat terhadap pemberdayaan para pekerja, membuat para pekerja bekerja dengan nyaman.
Di setiap penjualan baik itu bahan pangan, sandang, ataupun papan, pasti selalu ada strategi yang digunakan demi guna memasarkan produknya dengan baik agar konsumen tertarik. Pak Rahmat sendiri memiliki strategi sendiri, yakni dengan menentukan target pemasaran kepada para pedagang yang akan menjual kembali hasil produksi tahu setelah pemesanan. Dari sana lah pendapatan yang dihasilkan sangat mencukupi para pegawai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Di lain sisi perusahaan itu sendiri adalah hasil dari perorangan dengan modal sendiri yang tidak ada campur tangan pemerintah sama sekali.