Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Paradoks Mimpi

18 Oktober 2010   06:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:20 99 0
Sore ini memberi keteduhan. Lembayung senja menulis kisah baru. Mungkin tidak seperti waktu dulu, sewaktu kaki kecilnya melangkah di tepi pantai, menanti matahari. Gadis kecil itu kini mempunyai kaki yang lebih panjang, tubuhnya mungkin memang tidak terlalu tinggi, tapi badannya yang mungil dan tingkahnya yang lucu selalu membuatnya tampak menarik. Ia bukan lagi gadis kecil yang merindukan matahari, karena di waktu malam hari matahari itu pergi meninggalnya. Saat ini ia memeluk udara, tak tersentuh, tetapi udara selalu mengisi rongga-rongga kosong di dalam tubuh mungilnya. Ia sudah mengenal dirinya lebih jauh, lebih mengenal obsesi mungilnya yang semakin hari semakin besar.

C i n t a .
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun