Setiap manusia akan selalu melangkah menuju pencapaian yang tidak dengan mudahnya menggunakan tangga untuk mengambil hiasan bintang-bintang nyala di langit-langit kamar.
Atas nama kebahagiaan aku selalu rela mata ini terbuka disaat fajar masih saja bersembunyi, membasuh wajahku dan secepatnya meminta bimbingan kepada pemilik Jiwa dan Hati ini yang mengenalkanku pada perjuangan.
Kepalaku belum dapat menyapa pagi dengan kerelaan, bibir tersembunyi mengeluh saat bunga tidurku belum sempurna membuatku menjadi siap siaga melewati hari.
Kenapa suara-suara itu terus aja datang menggelayuti disaat hati ini ingin bangkit dan dapat bergaul dengan kesuksesan.
Akal ini selalu saja beralasan menggundur waktu-waktu yang sesungguhnya telah tertata rapih untuk hari dan kehidupan selanjutnya.
Beralafaskan tak kokoh berdiri,tak mahir berbicara terus aja merindukan gelak tawa dan menghempaskan kejenuhan yang telah ada bersama teman-teman yang senasib
Saling berbagi,hingga akhirnya pencapaian yang tertunda bahkan gagal itupun menjadi suatu kewajaran dan menyebut perkumpulan kami itu hebat dengan apa adanya.
Meneriakkan dengan halus bahwa dunia ini memang tidak mudah, bahwa ketidaksanggupanpun harus ditelan tanpa bantuan segelas air untuk melancarkannya tanpa selaan.
Harapan…adalah kesempatan untukku melanjutkan hidup. Meninggalkan serpihan airmata takdir yang sejenak membuat pelayaran ini berwarna.
Terkadang akan terlihat buram saat harapan itu menanggalkan semua ketotalan membanting tulang tanpa perkara.Hingga hidup tidak berarti dengan kebahagiaan dan kedamain yang membuat tawa ini kan selalu terlihat begitu indah.
Itukah yang dinamakan perkara?hingga kita memiliki nama kesayangan yaitu “Masalah”. Yang dapat kita harapkan untuk maju kedepan bila kegagalan itu tiba-tiba menyapa kia tanpa diundang?!!