Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Buku Harian ‘Morang’

4 April 2010   07:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:00 34 0
Kusebut ia wanita jalang

Mengemis kebahagiaan cintanya

Mencoba mengharumkan tubuhnya

Mempercantik dirinya yang hina

Gincu merah itu begitu lekat pada bibirnya

Mengumbar keceriaan manja pada setiap lelaki

Aku muak melihatnya!

Kepulan asap itu keluar dari batang kecil berapi yang ia nyalakan

Belum habis setengah….ia sudah mematikannya

Pertanda sasaran selanjutnya sudah ia lihat

Dari kejauhan memang

Pandangan elangnya mempesona

Tapi sepertinya hanya aku yang dapat melihat kepicikan dari bola matanya yang hitam pekat

Atau memang pria-pria itu hanya mencium, fisik gemulai tubuhnya

Yang sudah lima tahun ini menghiasi lingkunganku

Aku benci cara ia memanggil namaku!!

“Morang”, CUKUP MORANG!

Tapi mengapa ekspresi menjijikan itu mengakhiri setiap ia melihatku dan menyapaku???

Aku MUAK dengan kelakarnya!!!

Kopi hitam, rokok, bir dari para pria yang senang bila dipanggil bajingan oleh WANITA JALANG itu

Aku merasa Hina, Ia ada dikehidupanku

DULU dan SEKARANG

_3-11-2008_

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun