Mohon tunggu...
KOMENTAR
Travel Story Artikel Utama

Sibolga: Mencari Jejak Gunung Seng

8 Mei 2015   14:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:15 382 0

Bandara Ferdinand Lumbantobing yang terletak di PinangSori adalah bandara kecil dimana rute baru pesawat Garuda dibuka. Untuk menuju Sibolga, dari Pinangsori membutuhkan waktu sekitar 45 menit. Khusus rute Jakarta–Sibolga ini, kami naik pesawat kecil dengan kapasitas dua penumpang di setiap sisi kanan dan kiri kabin. Landasan pacu di bandara yang pendek membuat pesawat terguncang seru ketika mendarat.

Konon, dulu Sibolga adalah kota pelabuhan dan gudang niaga yang maju. Saya tak menyangka akan banyak menemukan bangunan-bangunan kuno di kota ini. Sebelum saya berangkat ke Sibolga, saya sempat mencari tahu lokasi wisata yang terkenal di sini. Pulau Mursala dengan air terjun yang jatuh langsung ke laut adalah spot wisata yang tersohor. Namun saya jadi tak begitu tertarik setelah tahu kita tak bisa menjejak pulau itu dan hanya bisa berpose dari kapal. Kami harus memilih antara menjelajah kota kuno tetangga, Barus, atau ke pulau Mursala. Saya yang penggemar hal-hal jadul, tentu saja memilih Barus. Untunglah dua teman saya, Mbak Wiwin dan Mbak Icul setuju.

Hal yang khas selain pintu kayu bermotif gerbang, cukup banyak rumah-rumah kuno yang terbuat dari kayu dipadu dengan bangunan kolonial Belanda. Bangunan kuno ini tersebar di sekitar Sibolga Square, Tangga Saratus, dan pelabuhan. Ramos, sopir sekaligus pemandu perjalanan kami, yang melihat saya kalap memotret bangunan kuno hanya berkomentar, “Ckckck.. apa bagusnya gedung-gedung begini?”

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun