Mira mengawali hidup di kota baru metrapolitan di usianya yang terbilang dewasa. Namun, bau kekanakan menempel dalam dirinya dan segera ia bersihkan demi menggapai asanya. Awal itu angin udara yang menghantui, dengan rasa itu, dengan cemas dan rasa takut terasa sebelum keberangkatannya. Sungguh tak terfikir sang garuda telah menerbangkan hidupnya jauh dari orang tua, saudara tercinta, teman-teman terdekatnya. Semua ditinggalkan tanpa memikirkan rasanya jauh dari orang tua, kasih sayang keduannya memang selamanya tak tergantikan. Setelah pendaratan garuda malam itu mira pun menjalani hidupnya dengan suasana baru. Bertemu para pangeran dan peri-peri kecil adalah kenangan terindah dalam perjalanan melaksanakan tugasnya.
Mira sangat pusing seperti pusingnya pala barbie di awal pertemuannya dengan pangeran dan peri kecilnya. Kenapa ? Karena mira masih pertama menjalani kegiatan yang hampir seharian. Mira adalah sesosok yang hobinya tidur makan tidur makan beralih kegiatan yang hampir full day. Detik menit jam hari bulan tahun garuda di tahun lalu telah berganti dengan penerbangan singa di tahun ini. Senyum salam sapa canda tawa teriak tangis ngambek cemburu semua bercampurkan kebahagian bersama peri-peri kecil selama setahun dan berjalan dua tahun. Namun di pertengahan tahun kedua sungguhlah menjadi sejarah tersedih terindah. Setelah melewati masa-masa bahagia bersama pangeran dan para perinya, mira tak menyangka tak pernah terfikir, mira dan para peri kecil mengakhiri pertemuannya disetiap harinya. Luh air mata pertanda berat meninggalkan para perinya namun apa daya kodrat sang Sutradaranya para sutradara telah memberikan inilah yang terbaik dan akan menjadi lebih baik. Sehari satu bulan merindukan suara nyaring di waktu sepenanggal matahari, merindukan salam kompak dalam fashlun (kelas) , merindukan sikap berdo’a di pagi, siang dan sore. Duh, para sahabat kecilku ana abkiy lianniy syauqii ( Aku menangis karena aku merindu ). Sahabat kita akan bertemu di lain waktu dalam keadaan yang lebih baik Amiin. Berjalannya waktu mira telah terbiasa hidup tanpa sang peri dan kini mira menyibukkan dirinya di dunia lain (bukan dunia penampakan lho yaa?!) yang dirasa membawanya menjadi seorang calon ibu sejati.
Satu yang masih saja sama sejak awal sampai saat ini adalah hatinya yang tersandung dalam keterlenaan. Mantra mira sebelum mimpi Semoga satu yang sejak awal sampai saat ini selalu menjaga dan terjaga baik-baik hingga “Bersama di bawah janji suci” menjadikan abadi rasa ini. Apakah gara-gara keterlenaan itu yang membuat buta ? Keterlenaan yang membuat mira selalu mencari-cari kesalahan dan menyalahkan? Tanya mira pada sang rembulan sebelum mimpi. Bulan... inilah mira yang setiap sebelum mimpi ku sanjungkan rasa terindah yang Di Anugerahkan, sungguh keterlenaan ini membuat jiwa tak berdaya seakan jiwa mati rasa. Itulah yang di alami sebelum mimpi mira sehingga akhirnya mira mendapatkan rumusnya! jadikanlah rasa menjadi teman disetiap aktivitasmu tanpa menghalang citamu. Tak usah ragu dengan rasamu, bawalah penghantar suksesmu! Sahabat, prinsip seseorang akan berbeda dengan seseorang yang lain, pandangan hidup apalagi. Semuanya adalah baik dan terbaik menurutnya, segalanya latar belakang dan lingkungan sebagai motornya. Tiada arti bijak bila saling ingin memaksakan kehendaknya. Karena itulah mira memahami akan perpisahannya dengan para peri kecilnya. Begitu pun hubungan individu satu dengan yang lain bila ingin berhasil harmonis dan menyatu adalah selalu, tak boleh tiada di dasari peng “adaptasi”an latar belakang, watak dan tamat satu dengan lainnya. Boleh jadi saling pengertian “tak menyinggung perasaan sesama”.