Enggak ding, itu pengalaman saya sendiri kok, otak saya memang radak lemot jika perkara gadget.
Kalau sekarang sih, melihat orang ngomong sendirian, ketawa atau bergerak angguk-angguk kepala, rasanya sudah biasa,
Benar, tapi sejak ada hape 15 tahun silam, sampai sekarangpun saya belum akrab dengan salah satu gadget yang paling mewabah ini.
Diantara gadget yang ada, hape memang paling luas daya edarnya, disamping harganya tambah murah, kegunaannya juga amat diperlukan bagi hasrat hidup orang banyak.
Dari anak TK sampai kakek nenek, kemana juga selalu pegang alat mungil, canggih, praktis dan cerewet ini.
Karena didekat rumah saya ada sekolah TK, saya sering lihat anak anak itu sudah dibekali hape, yang pegang baby sitternya, jadi si mbak ini pegang dua hape, satu milik pribadinya yang satu lagi milik majikan ciliknya.
Di SD, SMP anak2-pun pasti sudah nenteng hape, sehingga ortunya bisa selalu check keberadaan anaknya atau kalau ada sesuatu sianak langsung lapor kerumah.
Di SMA pun , disamping hape, sudah banyak yang bawa laptop, mahasiswapun rasanya harus punya, banyak segi praktisnya, daripada nenteng buku-buku tebal. Setiap orang kayaknya harus punya hape, pekerja kantoran, buruh, tukang roti, mbok bakul sayur, pembantu, tukang bakso, bos besar, bahkan saya pernah lihat ada wartawan yang sempat njepret seorang pengemis perempuan yang sedang asyik ngomong di hapenya, kreatif.
Ibu ibu apalagi, bahkan tidak jarang yang punya dua, temen saya ada yang punya 4 sekaligus. Ketika saya tanya kok banyak, ya jika ada model baru dia cuma pengin punya aja,… ooh, untuk koleksi.
Di pensiunan ternyata eyang kung dan uti inipun bawa hape juga loh. Katanya jika mereka selesai ambil pensiun dan bersilahturahmi sekedarnya dengan rekan tempo doeloe, terus berhalo minta jemputan , persis kayak anak TK .
Jika saya datang dengan tangan kosong, pasti banyak yang tanya : “ Ketinggalan ya hapenya,… aku sih mending pulang dulu kalau sampek ketinggalan satu itu “
Dan saya rasanya jadul banget jika tidak bawa hape kalau bepergian.
Sebenarnya sih saya punya, cuma mungkin karena kurang gaul dan tidak banyak lagi kesibukan jadi saya tidak terlalu tergantung pada benda kecil berisik itu.
Ada rekan yang punya hobby suka nelepon malam dan ngobrol lama banget, cerita ngalor ngidul, dan jika kuping saya sudah mulai panas, saya minta ganti pakai telepon rumah saja dan kitapun terus ngobrol sambil tiduran ditempat tidur dirumah masing2.
Telepon rumah saya dekat tempat tidur, dan entah kenapa saya rasanya lebih nyaman pakai telepon rumah.
Kemudian saya merasa makin tidak bersalah atau melawan arus , melihat ada beberapa peristiwa yang kurang menyenangkan tentang hape, setidaknya mungkin bisa untuk alasan pembenar dari kebiasaan saya itu.
Diacara Oprah Winfrey, di USA sekarang dia menggalang suara agar Pemerintah melarang orang menggunakan hape saat mengendarai mobil .
Ternyata kecelakaan sering terjadi, baik bagi sipengendaranya sendiri maupun orang yang ditabraknya bahkan sampai tewas. Tidak jarang selagi dia nyopir mobilnya dan berhape ria, dalam beberapa detik dia alpa, mobilnya tak terkendali , dan dia bisa menabrak orang atau kendaraan lain yang menyebabkan kematian, sering terjadi karena refleknya kurang cepat, diapun tewas karena mobilnya menabrak pohon. Di Indonesia sendiri juga sering kejadian, pengendara motor atau mobil yang mengalami kecelakaan karena pengendaranya keasyikan hapean.
Kealpaan yang menghebaohkan, kejadian terakhir, bahwa seorang ibu yang sampai tidak tahu bayinya terbekap bantal hingga meninggal karena ayik ber BB, juga makin meningkatnya perceraian , karena katanya si wanita tidak kunjung pula hasratnya dipenuhi, yaitu minta dibelikan BB, ada-ada aja.
Kemudia maraknya penipun via hape , dari mama minta pulsa, selamat ! anda mendapat undian berjut-jut, silahkan hubungi nomor sekian, dan anda dituntun ke ATM, jika tidak waspada, anda bisa bangkrut.
Yang lagi marak adanya pencurian pulsa dengan imingan yang manis.
Saya sering mendapatkan info yang menyesatkan itu, mungkin karena nomor hape saya termasuk mudah diingat.
Adanya hape yang meledak dan beberapa penelitian menyebutkan bahwa radiasi hape bisa merusak beberapa syaraf organ tubuh penting ,bahkan hapepun tidak boleh diletakkan didekat alat elektronik lain karena bisa merusak alat itu.
Hape juga tidak boleh diaktifkan saat kita didalam pesawat terbang, atau di peralatan canggih dirumah sakit, karena bisa mengacaukan kerja alat super sensitive itu
Saya sering tertawa, geli bila melihat ada orang yang mungkin karena pekerjaannya, atau mungkin pengen tampil keren, dibadannya terpasang berbagai peralatan, ada baterai, antene, kotak yang menempel dipunggung , disaku dan pasti kabel berseliweran dibadannya, itu pasti gadget , pikir saya kok jadinya seperti robot yang bisa disetir disuruh sana sini, harus ini itu, begini begitu , mungkin perlu disetrum, untuk charge, tambah tenaga…. capek deh .
Kesannya ribet, karena saya sering melihat jika mereka berulah sedikit, pasti ada alatnya yang jatuh, sering malah nyrimpet kakinya.
Kayaknya kurang praktis , jadi kita tergantung benar dengan gadget ini, lama-lama manusia menjadi punya ketergantungan model baru, berarti penjajahan oleh gadget, yang kurang disadari leh manusia
Tidak bisa dipungkiri bila gadget itu amat berguna dan praktis jika dipergunakan untuk keperluan yang tepat, kabarnya bakal ada gadget baru yang dihubungkan langsung satelit, pasti amat berguna bagi keperluan outdoor, pelestarian /pecinta alam, daerah bencana atau ditempat yang amat terpencil.
Tiba-tiba saya ingat film Terminator, dimana manusia akan dijajah oleh mesin yang dikomando oleh Mother Computer yang bukan main pintar sampai punya pikiran sendiri, dan akhirnya berbalik mau menguasai dan memusnahkan manusia, yang menciptanya.
Meskipun itu cuma film fiksi ilmiah action, jangan kaget jika kita sekarang sedang menuju kesana.
Jadi saya pilih yang jadul aja deh, aman, tidak ribet, tenang, tidak berisik atau gelisah, rasanya biasa saja. .
Sayapun tetap setia nulis dibuku catatan saya , dengan tanda khusus yang saya ketahui / kreasikan sendiri dan kayaknya fine aja tanpa gadget
Caprib ( Catatan Pribadi ) :
Bersahayalah dalam bertabiat, dalam kebiasaan dan dalam bergaya.
Dalam segala hal, maka kesederhanaanlah yang paling baik .
( Longfellow )