Maka dari itu di sini saya akan mengupas sedikit mengenai novel  milik Pitoyo Amrih dengan judul "Pertempuran 2 Pemanah : Arjuna-Karna" yang dipublikasikan Tahun 2010 lalu oleh Penerbit DIVA Press di Jogjakarta.
Pertempuran 2 Pemanah Arjuna-Karna ini menjadi secuil kisah dari Mahabharata yang berasal dari India, namun dalam novel itu telah diadaptasikan menjadi sebuah cerita wayang yang umum di Indonesia pada saat itu. Sehingga memberikan title Best Seller terhadap kualitas dari novel "Pertempuran 2 Pemanah Arjuna-Karna" karya Pitoyo Amrih tersebut.
Novel ini berisikan kisah dari dua pemanah hebat yang sebetulnya merupakan saudara kandung sedarah seibu. Tak lain dan tak bukan mereka adalah pemanah Karna (yang menjadi kakak) dan juga pemanah Arjuna (yang menjadi sosok adik dari Karna dan merupakan bagian dari lima Pandawa Putra Pandu).
Karna, putra pertama di luar pernikahan Dewi Kunti dengan Dewa Surya yang dianggap sebagai sebuah aib selagi dirinya diketahui berada di dalam kandungan Kunti. Dikarenakan pasalnya hanya Kunti yang mengetahui siapa Ayah dari si Pemanah Karna, tak pernah ada sedikit niat dia menyebutkan sosok Ayah kandung Karna kepada siapapun.
Jadi pihak kerajaan Ayah Dewi Kunti memilih untuk membuang Bayi Karna, agar kelak dapat ditemukan oleh seseorang yang diharapkan dapat merawatnya dengan baik sampai Karna dewasa dan mungkin sampai nafas terakhir. Namun, setelah Karna beranjak dewasa dengan nasibnya yang dibesarkan oleh seorang kusir kerajaan dan pada akhirnya mengetahui hal yang tak terduga, ia menjadi seorang pendendam terhadap ibunya sendiri dan juga terhadap saudara kandungnya Arjuna sebab membela dan berada di pihak ibunya Dewi Kunti. Karna juga memiliki sifat yang penuh ambisius, tidak suka berbasa-basi, dan juga angkuh/sombong.
Selanjutnya Arjuna menjadi putra kedua Dewi Kunti, dan menjadi putra Pandawa ketiga setelah Yudhistira dan Bima dengan Prabu Pandu Dewanata sebagai ayahnya. Dia dilahirkan dan dibesarkan di istana Hastinapura, sehingga dia begitu mendapatkan kasih sayang baik dari ibunya maupun ayahandanya, hal yang demikian itulah berbanding terbalik dengan yang dirasakan oleh Karna sebagai kakaknya.
Arjuna menjadi pemuda tampan dan gagah, membuat setiap pasang mata wanita yang melihatnya pasti akan jatuh cinta. Sehingga walaupun Arjuna berkelana mencari ilmu dan kesaktian, di setiap tempat Arjuna singgah pun pasti ada saja wanita yang ia nikahi dan menjadi istrinya. Karena sesuai dengan penokohannya, Arjuna memiliki sifat yang tak pernah bisa menolak siapa pun perempuan yang meminta diperistri olehnya. Di sisi lain, Arjuna menjadi seseorang yang suka menolong orang lain yang berada dalam kesusahan, dia selalu berlaku jujur, dan bersikap rendah hati kepada siapapun.
Selain Adipati Karna dan Raden Arjuna yang menjadi tokoh utama pada cerita ini, ada juga tokoh lain yang mendukung cerita ini menjadi lebih menarik yaitu Dewi Kunti, Prabu Pandu, Raden Yudistira, Raden Bima, Raden Sadewa, Raden Kresna, Sengkuni, Rama Bargawa, Raden Duryudana, Raden Dursasana, Raden Bhisma, Resi Durna, Kusir Adirata, dan juga pemeran-pemeran pendukung lainnya.