Peran Petugas Proteksi Radiasi (PPR) Dalam Pelayanan Kesehatan
10 Juni 2024 00:25Diperbarui: 19 Juni 2024 17:32690
Keberadaan Petugas Proteksi Radiasi (PPR) sangat dibutuhkan di pelayanan kesehatan karena hal tersebut menjadi salah satu persyaratan dalam pemanfaatan seluruh modalitas. Petugas Proteksi Radiasi (PPR) adalah petugas yang ditunjuk oleh pemegang izin Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) dinyatakan mampu melaksanakan pekerjaan yang berhubungan dengan proteksi radiasi. Kemampuan atau kompetensi seorang PPR secara nyata dinyatakan dalam bentuk Surat Izin Bekerja (SIB) yang diterbitkan oleh Kepala BAPETEN. Untuk mendapatkan SIB, calon PPR terlebih dahulu harus mengikuti dan lulus pelatihan proteksi radiasi maupun pengujian SIB. Ketentuan mengenai kualifikasi dan kompetensi, termasuk mekanisme pengajuan SIB untuk PPR telah diatur dalam Peraturan Kepala BAPETEN Nomor 15 Tahun 2008 tentang Persyaratan untuk Memperoleh SIB bagi Petugas Tertentu di Instalasi yang Memanfaatkan Sumber Radiasi Pengion. Seiring dengan tuntutan perkembangan teknologi dan peningkatan standar keselamatan radiasi, peraturan tersebut harus senantiasa ditinjau dan dievaluasi. Kajian dalam rangka pengembangan silabus pelatihan untuk meningkatkan kompetensi petugas proteksi radiasi bidang medis ini dilaksanakan dalam rangka amandemen Peraturan Kepala BAPETEN Nomor 15 Tahun 2008. Selain itu, PPR memiliki peranan yang sangat strategis dalam mewujudkan keselamatan radiasi, baik terhadap pekerja radiasi yang lain, anggota masyarakat, maupun kelestarian lingkungan hidup. PPR merupakan personil yang mengerti atau memiliki kompetensi mengenai teori dan penerapan prinsip-prinsip proteksi radiasi di lapangan sebagaimana makna SIB yang dimilikinya. Sebagai konsekuensi penunjukan PPR oleh pemegang izin, PPR memerankan tugas dan fungsi sebagai sosok administrator yang harus merencanakan, memimpin, mengarahkan serta mengendalikan pekerjaan radiasi sesuai prinsip proteksi dan keselamatan radiasi. Ia juga berperan sebagai pengawas dalam yang harus memastikan semua persyaratan dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait terlaksana dengan baik. Peranan terakhir secara tidak langsung menyatakan bahwa PPR merupakan kepanjangan tangan BAPETEN pada suatu fasilitas. Seorang PPR juga harus diberikan kewenangan untuk menerapkan program proteksi radiasi, mengidentifikasi permasalahan penerapan program proteksi radiasi, menghentikan operasional yang tidak selamat, maupun melakukan tindakan perbaikan. Petugas pada instalasi yang memanfaatkan sumber radiasi pengion terdiri atas petugas keahlian dan PPR. Berdasarkan ruang lingkup kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir, PPR di bidang fasilitas radiasi dan zat radioaktift erdiri atas PPR bidang Industri dan PPR bidang Medis. PPR Medis selanjutkan berdasarkan jenjang kompetensi yang disesuaikan dengan tingkat risiko atau bahaya radiasi dalam penggunaan sumber radiasi pengion diklasifikasikan menjadi PPR Medis Tingkat 1, PPR Medis Tingkat 2, dan PPR Medis Tingkat 3. PPR Medis Tingkat 1 merupakan PPR yang dipekerjakan untuk kegiatan pemanfaatan sumber radiasi pengion dengan tingkat risiko tertinggi, berturut-turut untuk PPR Medis Tingkat 2 dengan tingkat risiko sedang, dan PPR Medis Tingkat 3 dengan tingkat risiko rendah. Klasifikasi PPR Medis dan bidang kegiatan pemanfaatan sumber radiasi pengion untuk keperluan medis sesuai dengan tingkat risiko bahaya.
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.