Dalam pusaran kelezatan yang melibatkan setiap sudut dapur dan setiap suap hidangan, industri kuliner tidak hanya berperan sebagai pemberi kenikmatan bagi lidah, tetapi juga menjadi saksi bisu dari fenomena yang semakin meresahkan yaitu, pemborosan makanan yang merajalela. Setiap kali kita duduk di meja restoran atau memesan makanan untuk dibawa pulang, kita mungkin tidak menyadari bahwa di balik kenikmatan tersebut tersembunyi realitas yang cukup mengkhawatirkan. Piring-piring kosong yang meninggalkan meja pelanggan bukan hanya menandakan kepuasan, tetapi juga mengisyaratkan pada pemborosan makanan yang tak terelakkan. Mungkin sepotong roti yang tidak disentuh, porsi makanan yang berlebihan, atau bahan-bahan segar yang akhirnya dibuang. Piring kosong yang tersisa di meja makan restoran bukanlah pemandangan yang asing. Bagi sebagian orang, hal ini mungkin dianggap sebagai hal yang wajar. Namun, di balik piring kosong tersebut, tersimpan fakta yang mengkhawatirkan, yaitu terjadinya pemborosan makanan. Menurut data dari Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO), sekitar 1,3 miliar ton makanan terbuang per tahun. Angka ini setara dengan sepertiga dari semua makanan yang diproduksi di dunia. Pemborosan makanan ini tidak hanya terjadi di rumah tangga, tetapi juga di industri kuliner.Pertanyaannya pun muncul, mengapa pemborosan makanan begitu merajalela di industri kuliner?
KEMBALI KE ARTIKEL