Dialog antara Ibu 1 dan Ibu 2
Ibu 1 : Bu, tahu nggak sinetron A pindah jam tayang, ya?
Ibu 2 : Iyalah, kalau begitu kan bisa ditinggal sholat tarawih dulu.
Ibu 1 : Tapi, Bu. Sineton C di TV lain tayangnya pas kita tarawih. Lah gimana, dong? Udah lama ngikutin episodnya.
Ibu 2 : Ya gampang, dong. Lihat sinetronnya aja.
Ibu 1 : Aduh, berarti nggak tarawih dong? Sebulan dalam setahun, nih. Sayang banget. Saatnya kita cari pahala di bulan ramadhan ini, bu.
Ibu 2 : Lah.. tadi ibu bilang mau nonton sinetron?
Ibu 1 : Iya, sih. Tapi saya masih kepikiran buat nonton sinetron itu. Tarawih apa nonton sinetron, ya?
Ibu 2 : Hadeh..!!
Memang kutipan dialog di atas hanya fiktif. Saya hanya memberikan sebuah gambaran bagaimana kondisi kita yang sudah keranjingan tayangan TV. Alhasil, kewajiban ibadahpun bisa terlupakan hanya karena sinetron.
Sulit memang. Meninggalkan tarawih, memang tidak apa karena hukumnya sunnah, tapi.. sayang sekali bukan kalau kita meninggalkan tarawih yang hanya ada satu bulan dalam satu tahun ini. Iya kalau masih ada umur panjang di tahun depan, kalau sudah nggak sampai?
Itu kalau tetap bersih keras dengan acara TV. Masih dengan kondisi yang sama namun tetap menjalankan tarawih, sama aja boong kalau kita ibadah tapi pikiran di sinetron.
Komplit. Nggak tahu episode selanjutnya plus nggak dapat pahala apa-apa.
Nah.. sekarang mau pilih mana? Nonton sinetron apa tarawih? :)
Selamat Puasa!
