Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Sosbud

Perkembangan sejarah mu'tazilah dan longsornya mu'tazilah

10 Oktober 2024   04:50 Diperbarui: 10 Oktober 2024   04:50 32 0
Perkembangan Sejarah mu'tazilah dan longsornya mu'tazilah.
Apa itu mu'tazilah
 Lahirnya mu'tazilah di kota Basrah dipelopori oleh Washil ibn Atha. Sebutan mu'tazilah pada masa itu merupakan sebutan bagi kelompok yang tidak mau terlibat dengan urusan politik, dan hanya berfokus pada kegiatan dakwah dan ibadah semata. Aliran ini dengan leluasa dan berani menyebarkan paham-pahamnya secara terbuka kepada public. Mu'tazilah inilah yang kemudian menjadi salah satu aliran kalam dalam pemikiran Islam, Penyebaran yang mereka lakukan mulai dari cara lemah lembut sampai pemaksaan dan kekerasan. Puncak kekerasan dan pemaksaan mu'tazilah pada masa itu berkenaan dengan paham "Al-Quran makhluk", hal  ini sampai menimbulkan peristiwa al-Mihnah yaitu pemeriksaan terhadap terhadap para ulama, ahli Hadits dan, ahli fikih oleh Khalifah Al-Makmun pada masa Dinasti Abbasiyah.
Mu'tazilah juga bisa disebut beberapa macam, yaitu :
1.Dinamakan Mu'tazilah karena Washil ibn Atha dan Amr ibn Ubaid memisahkan diri dari majelis taklim yang dipimpin oleh Hasan al-Bashri di masjid Bashar.
2.Dinamakan Mu'tazilah karena mereka menjauhi pendapat orang lain yang berkembang pada waktu itu.
3.Dinamakan Mu'tazilah karena pelaku dosa besar berada antara mukmin dan kafir, sama halnya dengan memisahkan diri dari orang mukmin yang sempurna.
 Dalam perkembangan aliran pada masa itu mu'tazilah tidak hanya berpusat di kota Basrah sebagai kota kelahirannya, tetapi juga berpusat di kota Bagdad, yang merupakan ibu kota pemerintahan.
Tokoh-tokoh mu'tazilah yang ada di Bashrah, antara lain :
1.Washil ibn Atha (80-131 H).
2.Abu Huzail Muhammad ibn Huzail ibn Ubaidillah ibn Makhul al-Allaf.
3.Ibrahim ibn Sayyar ibn Hani al-Nazham.
4.Abu Ali Muhammad ibn Ali al-Jubba'i.
Tokoh-tokoh mu'tazilah yang ada di Bagdad, antara lain :
1. Bisyir ibn al-Mu'tamir (wafat 226 H/840 M).
2. Abu al-Husain al-Khayyat (wafat 300 H/912 M).
3. Jarullah Abul Qasim Muhammad ibn Umar (467-538 H/1075-1144 M).
4. Abul Hasan Abdul Jabbar ibn Ahmad ibn Abdullah al-Hamazani al-Asadi. (325-425 H).




Perkembangan mu'tazilah
 Awalnya Mu'tazilah merupakan aliran teologi yang hanya dianut oleh masyarakat biasa. Tetapi kemudian teologi yang bercorak rasional dan liberal menarik minat dan perhatian pada kalangan intelektual dan juga lingkungan pemerintah dikerajaan Abbasiyah. Aliran Mu'tazilah berkembang pada masa islam klasik dari abad kedua Hijriah hingga abad ketujuh Hijriah. Aliran yang dipelopori oleh Washil ibn Atha ini meraih kemajuan dan kejayaan pada abad ketiga Hijriah pada masa Dinasti Abbasiyah, Sejak saat itu resmilah aliran Mu'tazilah menjadi satu-satunya aliran yang boleh dianut oleh umat Islam dalam wilayah kekuasaan pada masa Dinasti Abbasiyah.
perkembangan aliran ini disebabkan oleh beberapa macam hal antara lain :
1.Pemikiran teologi Mu'tazilah yang bercorak rasional dan liberal serta
pemujaan terhadap akal menarik minat banyak pihak, terutama para filosuf, ulama dan juga penguasa pada masa dinasti abbasiyah.
2.mu'tazilah mendapat dukungan dan pengakuan resmi dari pemerintah, sehingga ia mendapat perlindungan dari penguasa.

Masa kemunduran mu'tazilah.
 Aliran ini mengalami kemunduran dan akhirnya hilang sama sekali
setelah penyerangan pasukan Mongolia ke Bagdad tahun 1258 atau mengalami kemunduran sekitar abad ke-5 Hijrah bertepatan dengan abad ke-11 M.
Ada beberapa hal penyebab aliran mu'trazilah  ini mengalami kemunduran pada masa itu, diantara hal itu :
a. Karena mereka terlalu mengagungkan akal, berpikir rasional dan liberal, sehingga terkesan mengabaikan wahyu dan sunnah sebagai sumber utama akidah, hal ini pada akhirnya menimbulkan ketidak senangan pada kaum muslimin..
b. Terjadinya tindak kekerasan bahkan pemenjaraan terhadap sejumlah ulama menambah timbulnya kebencian masyarakat terhadap aliran ini, sehingga mereka pun meninggalkannya.
c. Mulai berkembangnya aliran yang dipelopori Imam al-Asy'ari, yang lebih bercorak tradisional dan moderat. Teologi ini kemudian banyak mendapatkan perhatian dikalangan kaum muslimin.
d. Intervensi penguasa dalam bentuk pencabutan aliran resmi Negara, sekaligus pelarangan menganut aliran Mu'tazilah, turut melemahkan posisi aliran ini sehingga akhirnya aliran mu'tazilah lenyap dari dunia Islam.
 Kehadiran aliran Mu'tazilah merupakan salah satu wujud kebebasan berpikir dan berpendapat di dunia Islam masa klasik. Sekaligus menjadi salah satu khazanah
intelektual Islam yang perlu dipelajari dan dikaji guna menambah dan memperkaya wawasan keilmuan kita semua.

Daftar isi
Zhuhr al-Islam IV, (Cairo Mesir,: Maktabah al-Nahdhah, 1975)
Ahmad Hanafi, Pengantar Theology Islam, (Jakarta: Pustaka al-Husna, 1980) Theology Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, cet.I, 1974)
Al-Syahrastani, Al-Milal wa al-Nihal, (Cairo Mesir: Musthafa al-babi al-Halabi, 1961)
Ali Musthafa al-Ghuraby, Tarikh al-Firaq al-Islamiyah Wa Nasy'ah al-'Ilmi al-Kalam 'Indal muslimin, (Mesir Cairo: Mathba'h Muhammad Ali Sabih wa Awladih, 1958)
Ahmad Amin, Dhuha al-Islam III,(Cairo Mesir, al-Nahdhah al-Mishriyah,1966)
Abu Zahrah, Tarikh al-Mazahib al-Islamiyah, (Cairo Mesir: Dar al-Fikr al-'Araby,

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun