Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Alam & Tekno

Teori Belajar Sibernetik dan Penerapannya dalam Pembelajaran

22 Juni 2024   08:00 Diperbarui: 23 Juni 2024   20:50 48 0
A.Definisi Teori Sibernetik
Sibernetik adalah konsep yang berkaitan dengan sistem kontrol dan komunikasi dengan umpan balik, berasal dari kata "cybernetic" yang merujuk pada pilot atau pengendali dalam bahasa Yunani. Noebert Wiener, seorang ahli matematika, memperkenalkan istilah ini pada tahun 1947, menggambarkan sibernetika sebagai ilmu teori tentang kendali dan komunikasi, baik dalam konteks mesin maupun manusia. Teori ini awalnya berfokus pada komunikasi antara manusia dan mesin, kemudian diperluas untuk memahami masyarakat melalui studi pesan dan fasilitas komunikasi. Prinsip sibernetik melibatkan pengendalian perilaku melalui umpan balik, dengan tujuan menjaga keadaan yang diinginkan. Saat ini, sibernetik dipandang sebagai paradigma untuk memahami dan merancang berbagai sistem kompleks, dengan aplikasi luas dalam berbagai bidang, termasuk fisika, teknologi, biologi, dan sosial. Dalam konteks pembelajaran, teori sibernetik menekankan pentingnya pengolahan informasi dan sistem informasi yang memengaruhi proses belajar, serta mempertimbangkan peran guru dalam membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran. Teori ini menyoroti bahwa setiap individu belajar secara unik, dipengaruhi oleh sistem informasi yang mereka terima, dan bahwa proses pembelajaran melibatkan pemrosesan informasi lebih dari sekadar hasil akhirnya.

B.Tujuan Belajar Menurut Aliran Sibernetik
Menurut aliran sibernetik, tujuan belajar mencakup beberapa aspek kunci. Pertama, meningkatkan pemahaman tentang sistem dan proses yang terlibat dalam mencapai tujuan, dengan fokus pada konsep dasar sibernetik seperti umpan balik, kontrol, adaptasi, dan hubungan antara bagian dan keseluruhan sistem. Kedua, mengembangkan keterampilan untuk menggunakan umpan balik secara efektif untuk memperbaiki kinerja. Ketiga, memperkuat kemampuan adaptasi terhadap perubahan lingkungan atau situasi melalui fleksibilitas, kepekaan, dan evaluasi strategi yang efektif. Keempat, meningkatkan kemampuan dalam merancang, mengelola, dan mengoptimalkan sistem untuk mencapai hasil yang diinginkan, dengan mempertimbangkan faktor kinerja, efisiensi sumber daya, dan identifikasi area yang dapat dioptimalkan. Kelima, memperluas wawasan tentang peran informasi dan komunikasi dalam mengatur sistem. Keenam, mendorong kolaborasi dan kerja tim dalam memecahkan masalah kompleks melalui pemahaman yang lebih baik tentang interaksi antar bagian dalam sistem. Ketujuh, mempromosikan pengembangan diri yang berkelanjutan melalui refleksi dan pembelajaran terus menerus. Keseluruhan, tujuan belajar sibernetik berfokus pada pengembangan kemampuan siswa dalam mengorganisasi informasi dan mengolahnya secara efektif dan efisien, dengan keyakinan bahwa belajar adalah proses pengolahan informasi yang memerlukan interaksi antara individu, lingkungan, dan teknologi informasi yang sesuai.


C.Keunggulan dan Kelemahan Teori Belajar Sibernetik
Penerapan teori belajar sibernetik menawarkan sejumlah keunggulan, seperti integrasi teori dan praktik, fleksibilitas dalam pendekatan pembelajaran, penggunaan sistem informasi yang efektif, pengembangan kemampuan siswa dalam memproses informasi, adaptasi terhadap jenis-jenis memori yang berbeda, pemanfaatan umpan balik dan tindakan korektif, pengembangan kemampuan beradaptasi, penggunaan teknologi informasi yang efektif, pengolahan informasi yang lebih baik, dan analisis tugas untuk menyelesaikan masalah yang kompleks.
Kelemahan teori belajar sibernetik mencakup fokus yang kurang pada proses belajar individu, terlalu menekankan sistem informasi daripada internalisasi pembelajaran, orientasi lebih ke psikologi dan informasi daripada aspek praktis, keterbatasan dalam pemahaman tentang pengolahan informasi otak, serta kendala dalam menerapkan teori ini karena keterbatasan pengetahuan tentang fungsi otak. Selain itu, teori ini juga tidak secara langsung memperhatikan bagaimana proses belajar internal individu berlangsung, bagaimana siswa menggunakan jenis memori yang berbeda, atau bagaimana mereka beradaptasi dengan perubahan dalam pembelajaran dan teknologi informasi modern.

D.Prinsip-Prinsip menurut Aliran Sibernetik
Pandangan aliran sibernetik terhadap pembelajaran menekankan manajemen informasi, dengan fokus pada sistem informasi yang dikelola dalam konteks belajar. Teori ini membagi proses berpikir menjadi dua tipe: algoritmik, yang mengikuti langkah-langkah struktur, dan heuristik, yang menggunakan aturan praktis atau pedoman. Penerapan teori sibernetik melibatkan langkah-langkah seperti menetapkan tujuan instruksional, merancang materi pelajaran, dan mempertimbangkan interaksi antara komponen dalam sistem pembelajaran. Kritik terhadap teori ini mencakup kurangnya pembahasan langsung tentang proses pembelajaran. Tokoh seperti Landa terus mengembangkan teori ini, yang mengakui perbedaan individual dalam belajar dan menghargai variasi dalam memahami dan mengolah informasi.
prinsip-prinsip belajar menurut aliran sibernetik secara lebih rinci sebagai berikut:
Belajar adalah pengolahan informasi.proses belajar melibatkan pengolahan informasi. Ini berarti ketika seseorang belajar, mereka menerima informasi baru, memprosesnya dalam pikiran mereka, menghubungkannya dengan pengetahuan yang sudah ada, dan kemudian menghasilkan pemahaman baru atau pengetahuan yang lebih dalam. Pengolahan informasi ini bisa terjadi melalui berbagai cara, seperti membaca, mendengarkan, mengamati, dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Selain itu, proses belajar juga melibatkan penggunaan keterampilan kognitif seperti pemecahan masalah, analisis, dan sintesis untuk memahami dan mengolah informasi dengan lebih baik. Dengan demikian, belajar bisa dipandang sebagai suatu proses aktif di mana individu secara aktif terlibat dalam mengelola informasi untuk mencapai pemahaman yang lebih baik.
Sistem informasi yang diproses sangat penting dalam belajar.dalam hal ini sistem informasi yang diproses dengan baik adalah kunci untuk belajar dengan efektif. Ini menunjukkan bahwa cara informasi disampaikan, dipahami, dan diolah memiliki dampak besar pada kemampuan seseorang untuk memahami dan menginternalisasikan materi pelajaran.
Proses berpikir dibagi menjadi dua yaitu pertama, algoritmik merupakan jenis proses berpikir yang mengikuti serangkaian langkah-langkah struktur yang pasti untuk menyelesaikan suatu masalah atau untuk mencapai tujuan tertentu. dan yang kedua, heuristik merupakan proses berfikir yang menggunakan aturan-aturan praktis atau pedoman yang tidak pasti untuk menemukan solusi atau membuat keputusan.
Penerapan teori sibernetik dalam pembelajaran membutuhkan langkah-langkah seperti menetapkan tujuan instruksional, memilih materi pelajaran, dan tahapan lainnya. Ini melibatkan pendekatan sistematis dalam merancang dan mengelola pembelajaran, termasuk menetapkan tujuan yang jelas, memilih materi yang sesuai, mengidentifikasi strategi pengajaran yang efektif, mengevaluasi hasil pembelajaran, dan melakukan penyesuaian. Penerapan teori ini juga membutuhkan pemahaman mendalam tentang bagaimana interaksi antara komponen-komponen dalam sistem pembelajaran dapat mempengaruhi hasil pembelajaran secara keseluruhan.
Kritik terhadap teori sibernetik terfokus pada kurangnya pembahasan langsung mengenai proses pembelajaran, yang berarti ada kekurangan dalam menjelaskan bagaimana belajar terjadi dalam teori tersebut.

E.Pembelajaran Menurut L Nev Landa
Landa mengadopsi dua jenis pendekatan berpikir dalam teori sibernetik: algoritmik dan heuristik. Algoritmik diterangkan sebagai suatu proses sistematis, berurutan, konvergen, dan linear yang bertujuan mencapai tujuan tertentu. Sebagai ilustrasi, dalam pendekatan algoritmik, seperti ketika mengendarai mobil, langkah-langkahnya dijalankan secara berurutan. Di sisi lain, pendekatan heuristik melibatkan cara berpikir yang divergen, dengan mencapai beberapa tujuan secara bersamaan.
dalam teori sibernetik, Landa tetap meyakini bahwa esensi dari proses belajar adalah pengolahan informasi dari materi pelajaran. Dia berpendapat bahwa belajar melibatkan pengolahan informasi, sehingga seorang pengajar yang efektif adalah mereka yang memiliki pemahaman yang mendalam tentang materi yang diajarkan, serta dapat memahami pola pikir para siswa dan menyelaraskan sistem informasi materi dengan pemahaman siswa secara efektif.

F.Pembelajaran Menurut Pask dan Scoot
Teori belajar Pask dan Scott mengikuti pendekatan pemprosesan informasi, di mana pembelajaran dipengaruhi oleh bagaimana informasi diproses dalam pikiran kita. Mereka menekankan bahwa proses ini melibatkan menerima, menyandi, menyimpan, dan mengingat informasi. Mereka ingin siswa dapat mengevaluasi dan menerapkan materi pelajaran dalam kehidupan sehari-hari, membedakan antara dua cara berpikir: serialis dan menyeluruh. Mereka juga mengidentifikasi dua jenis peserta dalam pelatihan: holistik, yang cenderung belajar dari umum ke spesifik, dan serial, yang lebih suka pendekatan algoritmik. Pendekatan serialis mereka, meskipun mirip dengan pendekatan algoritmik, lebih menekankan pemahaman menyeluruh daripada heuristik, dengan fokus langsung pada gambaran keseluruhan informasi. Mereka menekankan pentingnya memahami bagaimana otak memproses informasi dan bagaimana lingkungan memengaruhinya untuk mencapai pembelajaran yang optimal.

Kesimpulan
Kesimpulan dari teori belajar sibernetik adalah bahwa belajar adalah proses pengolahan informasi yang memerlukan penggunaan teknologi untuk memperoleh dan mengelola informasi secara efektif. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menerima dan menggunakan informasi, serta memberdayakan kreativitas guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Meskipun memiliki kelebihan dalam pengembangan sistem informasi dan implementasi teknologi modern, teori ini juga dikritik karena terlalu fokus pada sistem informasi dan kurang memperhatikan proses pembelajaran secara menyeluruh. Teori sibernetik menekankan pentingnya pemahaman tentang sifat-sifat materi dan penggunaan pendekatan yang sesuai, baik algoritmik untuk materi linear maupun heuristik untuk materi kompleks, serta mengakui perbedaan dalam cara berpikir individu seperti yang dikemukakan oleh Pask dan Scott.

Daftar Pustaka

Abdurakhman, Omon, Radif Khotamir Rusli. ” Teori Belajar Dan Pembelajaran” https://ojs.unida.ac.id/index.php/jtdik/article/download/302/173 diakses pada tanggal 4 Mei 2023 pukul 21.26 WIB
Arifin, Muhammad, Dkk. ” Implikasi Teori Belajar Sibernetika Dalam Proses Pembelajaran Dan Penerapan IT Di Era Modern”. Seminar Nasional Kedua Pendidikan Berkemajuan Dan Menggembirakan.
C.G. DeYoung Cybernetic big five theory Journal of Research in Personality, 56 (2015), pp. 33-58
D. Girolami, R. Schmidt, G. Adesso Towards quantum cybernetics Annalen der Physik, 527 (9–10) (2015), pp. 757-764
François, Charles, ed. International encyclopedia of systems and cybernetics. De Gruyter Saur, 2004.
Furaida, Laily, Suryo Ediyono. 2021. ”Implementasi Teori Belajar Sibernetika Pada Pembelajaran Filsafat Ilmu”. Jurnal Epistema Vol. 2 No. 1 2021.
Glanville, R. Cybernetics and the future: The Alfred Deakin Innovation Lectures (April 29- May 12). Melbourne Town Hall, Victoria. 2005. Australia.
Glanville, R. A (cybernetic) musing: Communication 1. Cybernetics and Human Knowing, 3(3), (1995). 47-51.
Heylighen, Francis, and Cliff Joslyn. "Cybernetics and second-order cybernetics." Encyclopedia of physical science & technology 4 (2001): 155-170.
Husamah, Pantiwati, Y., Restian, A., & Sumarsono, P. 2018. Belajar dan Pembelajaran. Malang: UMM Press.#
I. Lutsenko Principles of cybernetic systems interaction, their definition and classification East European Advanced Technology Journal, 5 (2) (2016), pp. 37-44
P, Gilang. ”Teori Belajar Sibernetik : Pengertian, Kelebihan Dan Penerapan” https://www.gramedia.com/literasi/teori-belajar-sibernatik/ diakses pada tanggal 4 Mei 2023 pukul 18.39 WIB.
Ratnawati, Etty. 2016. ”Karakteristik Teori-Teori Belajar Dalam Proses Pendidikan (Perkembangan Psikologis Dan Aplikasi)”. Edueksos Jurnal Pendidikan Sosial Dan Ekonomi.
Scott, B., Shurville, S., Maclean, P., & Cong, C. Cybernetic principles for learning design. Kybernetes, 36(9/10), (2007). 1497-1514
Schunk, D. H. (2012). Learning Theories an Educational Perspective (Edisi Keen). Pustaka Belajar
Shannon, C. E. (1949). The mathematical theory of communication. In C. E. Shannon, & W. Weaver (1971 [c1949]). The mathematical theory of communication. Urbana: University of Illinois Press
T. Fischer, R. Riedl Theorizing technostress in organizations: A cybernetic approach O. Thomas, F. Teuteberg (Eds.), Proceedings der 12 internationalen tagung wirtschaftsinformatik, Universitat Osnabrück, Osnabrück (2015), pp. 1453-1467
Yunus, Razali. 2018. ”Teori Belajar Sibernetik Dan Implementasinya Dalam Pelaksanaan Diklat”. Journal Of Education Science Vol.4 No.2.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun