Wajah ini mulai pucat, tubuhku sudah tak mampu menopang dengan kokoh. Berdiripun tak bisa, rasa sakit tak karuan mengaduk-aduk perutku. Kambuh, ya begitulah aku setiap mengalami menstruasi, sakitnya terasa seakan ajal diujung tanduk. Endometriosis itu sudah bertahun-tahun menjadi benalu tubuhku, hingga dokter mendiagnosaku tak akan mempunyai keturunan.
"Mama tau obatnya, obatnya ada di mama"
"Apa ma?"
"Permintaan maaf mu ke mama, selama ini kamu banyak salah ke mama"
KEMBALI KE ARTIKEL