Pola makan mahasiswa UIN Walisongo juga mencerminkan perpaduan antara tradisi dan modernitas. Warung makan tradisional dan kantin kampus yang menyajikan makanan khas daerah tetap menjadi pilihan populer. Namun, tidak jarang pula mahasiswa mengunjungi kafe-kafe modern atau restoran cepat saji yang bermunculan di sekitar kampus. Kesadaran akan pentingnya pola makan sehat juga mulai tumbuh, dengan semakin banyaknya mahasiswa yang memilih opsi makanan vegetarian atau organik. Aspek akademis tentu menjadi fokus utama dalam kehidupan mahasiswa UIN Walisongo. Mereka dihadapkan pada tuntutan untuk menguasai ilmu-ilmu keislaman tradisional sekaligus keilmuan modern sesuai dengan program studi masing-masing. Hal ini menciptakan rutinitas yang padat, dengan jadwal kuliah, tugas-tugas akademik, dan kegiatan penelitian yang mengisi sebagian besar waktu mereka. Banyak mahasiswa yang menghabiskan waktu di perpustakaan kampus atau ruang-ruang diskusi untuk belajar dan mengerjakan tugas. Selain kegiatan akademik formal, mahasiswa UIN Walisongo juga aktif dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler. Organisasi mahasiswa, baik yang bersifat intra maupun ekstra kampus, menjadi wadah bagi mereka untuk mengembangkan soft skill, leadership, dan jaringan sosial. Kegiatan-kegiatan seperti seminar, workshop, dan kompetisi ilmiah sering diikuti oleh mahasiswa sebagai bentuk pengembangan diri di luar kelas. Tantangan ekonomi juga mewarnai pola hidup sebagian mahasiswa UIN Walisongo. Tidak sedikit dari mereka yang harus membagi waktu antara kuliah dan bekerja paruh waktu untuk membantu meringankan beban finansial. Fenomena "mahasiswa ojek online" atau yang bekerja di sektor informal lainnya menjadi pemandangan yang cukup umum. Hal ini mencerminkan realitas sosial ekonomi yang dihadapi oleh banyak mahasiswa, sekaligus menunjukkan semangat dan daya juang mereka dalam mengejar pendidikan tinggi.
Dalam konteks kehidupan sosial, mahasiswa UIN Walisongo menunjukkan dinamika yang menarik. Di satu sisi, nilai-nilai keislaman yang dianut mendorong mereka untuk menjaga batasan dalam pergaulan antara laki-laki dan perempuan. Namun di sisi lain, realitas kehidupan kampus dan tuntutan akademis sering kali mengharuskan mereka untuk berinteraksi dan bekerja sama lintas gender. Hal ini menciptakan sebuah dinamika sosial yang unik, di mana mahasiswa harus terus menerus menegosiasikan antara nilai-nilai yang dianut dengan tuntutan lingkungan akademis dan profesional. Perkembangan teknologi dan media sosial juga membawa dampak signifikan terhadap pola komunikasi dan interaksi sosial mahasiswa UIN Walisongo. Grup-grup WhatsApp, forum diskusi online, dan platform media sosial lainnya menjadi sarana utama untuk berbagi informasi, berdiskusi, dan berkoordinasi dalam kegiatan akademis maupun non-akademis. Fenomena ini di satu sisi mempermudah komunikasi dan kolaborasi, namun di sisi lain juga menimbulkan tantangan baru seperti kecanduan gadget dan berkurangnya interaksi tatap muka langsung. Kesadaran akan isu-isu global dan tanggung jawab sosial juga semakin tumbuh di kalangan mahasiswa UIN Walisongo. Banyak dari mereka yang aktif terlibat dalam kegiatan sosial, seperti aksi peduli lingkungan, bantuan bencana alam, atau program pemberdayaan masyarakat. Hal ini mencerminkan pemahaman mereka akan peran mereka tidak hanya sebagai pelajar, tetapi juga sebagai agen perubahan dalam masyarakat. Dalam menghadapi berbagai tantangan dan dinamika ini, mahasiswa UIN Walisongo terus berupaya untuk menemukan keseimbangan. Mereka berjuang untuk mempertahankan nilai-nilai keislaman yang menjadi fondasi identitas mereka, sambil tetap terbuka terhadap perkembangan zaman dan tuntutan dunia modern. Pola hidup yang terbentuk merupakan hasil dari proses negosiasi yang terus-menerus antara tradisi, modernitas, dan aspirasi pribadi mereka sebagai generasi muda Muslim yang berpendidikan. Dengan demikian, pola hidup mahasiswa UIN Walisongo mencerminkan kompleksitas dan dinamika yang menarik. Mereka adalah potret generasi muda Muslim Indonesia yang berada di persimpangan antara nilai-nilai tradisional dan tuntutan modernitas, berusaha menavigasi berbagai tantangan sambil tetap mempertahankan identitas dan mencapai aspirasi akademis mereka. Pengalaman dan pola hidup mereka di UIN Walisongo tidak hanya membentuk individu-individu yang berkualitas secara akademis, tetapi juga mempersiapkan mereka untuk menjadi pemimpin masa depan yang mampu menjembatani dunia Islam dengan tantangan global kontemporer.