Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Ratapan di Bawah Langit yang Retak

30 September 2024   19:35 Diperbarui: 30 September 2024   19:42 31 4
Di bawah langit yang retak, aku berdiri,  
Menatap dunia yang perlahan mati.  
Jerit jiwa terperangkap dalam sunyi,  
Saat angin membawa kabar duka tak terperi.  

Dahulu langit biru menyapa lembut,  
Kini hanya debu dan kelam menggantung lurus.  
Di mana doa-doa terhenti di bibir yang beku,  
Di mana cinta tertinggal di jalan penuh batu.

Langit menangis, tapi hujannya racun,  
Mengubur harapan dalam bisu yang tak tersusun.  
Tangan-tangan kecil meraih cahaya,  
Namun gelap memeluk mereka tanpa sapa.

Ke mana perginya keadilan yang dijanjikan?  
Mengapa bumi menangis dalam keterasingan?  
Di bawah langit yang retak, kami hanya bayangan,  
Tanpa suara, tanpa tuan, hanya penantian.  

Apakah langit akan sembuh, atau terus terluka?  
Apakah kami akan bangkit, atau hilang dalam lupa?  
Ratapan ini memecah malam yang sunyi,  
Di bawah langit yang retak, kami menunggu abadi.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun