Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Lautan Air Mata

16 Januari 2024   02:30 Diperbarui: 16 Januari 2024   02:32 141 3

Di dalam gelapnya malam yang sunyi,
Bintang-bintang tak lagi bersinar memancar,
Hanya keheningan yang menyelimuti,
Dekap kehancuran yang menggenggam erat.

Bangunan megah runtuh tak bersisa,
Sejarah terkubur dalam debu dan lupa,
Puing-puing menumpuk, ingatan pun lenyap,
Reruntuhan menyaksikan masa yang pupus.

Lautan air mata mengalir deras,
Menghanyutkan sejarah dan mimpi-mimpi indah,
Duka cita merajai hati yang terluka,
Menanti cahaya, namun tak kunjung tiba.

Angin berbisik lirih, mengenang masa lalu,
Ketika alam dan manusia bersatu dalam harmoni,
Kini, hanya sunyi dan kesedihan yang menanti,
Di tengah-tengah kehancuran yang tak terbendung lagi.

Namun, dari kegelapan ada harapan yang terselip,
Dari puing-puing bangkit kembali semangat yang merdeka,
Kehancuran membawa pelajaran yang berharga,
Membangun kembali dengan jiwa yang lebih teguh dan sejahtera.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun