Dalam keramaian, hati berdusta.
Senyum tersimpan, rahasia terkunci,
Ingatan bermain-main, seakan hilang.
Kata-kata yang terlupa dihempas waktu,
Seperti dedaunan berguguran perlahan.
Mata yang dulu penuh makna,
Kini tersembunyi di balik kabut lupa.
Pura-pura lupa, seakan tak terasa,
Namun dalam diam, hati merintih.
Jejak-jejak kenangan terhapus pelan,
Seiring waktu yang terus berlalu.
Pura-pura lupa, sandiwara berakhir,
Tapi hati tetap membisu sendiri.
Seakan mencari jalan pulang yang hilang,
Di lorong-lorong waktu yang tak terjamah.
Tapi, apakah benar lupa itu palsu?
Atau hanya cara hati menyelamatkan diri?
Entahlah, misteri antara kenangan dan kehampaan,
Dalam puisi pura-pura lupa yang terus berdendang.