Acara ini dihadiri oleh perangkat desa, Badan Usaha Milik Desa (BUMDES), dan PKK Desa Begawat. Mahasiswa KKN Â menjelaskan bahwa limbah sekam padi yang sering kali dianggap sebagai limbah tidak berguna, sebenarnya memiliki potensi besar untuk diolah menjadi briket yang merupakan bahan bakar padat. Briket ini terbuat dari bahan berkarbon yang dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif.
Dalam sosialisasi tersebut, mahasiswa memaparkan perbedaan antara briket dari sekam padi dan arang biasa. Arang konvensional memiliki beberapa kelemahan, seperti proses baranya yang lama, api yang tidak merata, berasap, dan tidak ramah lingkungan. Sebaliknya, briket dari sekam padi memiliki berbagai keunggulan, yaitu proses baranya cepat, pembakaran yang merata, tidak terlalu berasap, sangat ramah lingkungan, dan tahan lama.
Workshop pembuatan briket yang diadakan pada acara tersebut melibatkan anggota BUMDES dan PKK Desa Begawat. Mereka diberi kesempatan untuk belajar langsung dan ikut serta dalam proses pembuatan briket bersama mahasiswa KKN. Dengan demikian, diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan pengetahuan ini untuk mengembangkan usaha pembuatan briket secara mandiri, sehingga dapat meningkatkan pendapatan desa.