Kalbu menyeruak nyeri pagi itu. Hendak berlabuh pada pelabuhan mana lagi? Pikirku. Jika untuk sampai pada pelabuhan itu banyak sekali ombak menerjang dan mengombang- ambingkan langkah ini dalam berlabuh. Pada sang pencipta kuletakkan hati yang penuh dosa ini. Jika yang terbaik adalah aku takkan sampai pada pelabuhan itu, biar sajalah aku yang berlalu dan memutar haluanku untuk kembali pulang. Jika pelabuhan itu tak lagi memberi kenyamanan untukku, kusanggup mengorbankan masa ini.
KEMBALI KE ARTIKEL