Persahabatan adalah salah satu relasi manusia yang paling berharga. Ini adalah hubungan yang seringkali kita bentuk secara sukarela dan berdasarkan kesamaan minat, nilai-nilai, dan pengalaman hidup. Namun, tidak ada hubungan yang bebas dari konflik, dan persahabatan pun tidak terkecuali. Dalam sebuah kehidupan persahabatan, saya mempunyai sahabat berlima yang senantia selalu bersama ketika masih duduk dibangku sma. Sudah 5 tahun sampai saat ini rasanya kita kenal dan dekat satu sama lain. Saat kami lulus sma kamu sedih karena akan berpisah hal itu dikarenakan masing masing dari kita akan melanjutkan mengejar mimpinya masing masing. Sebuah konflik pun terjadi karena salah satu diantara kami ada yang mengingkari janji persahabatan. Hal itu memicu terjadinya perdebatan dan membela sudut pandang masing masing. Pada saat itu kami berlima akhirnya memiliki hubungan yang agak senggang karena kejadian tersebut. Namun seiring berjalanya waktu setelah sekian lama berpisah, emosi yang dulu mrmbara akhirnya mereda. Bagi saya konflik yang terjadi antara hubungan persahabatan saya adalah salah satu contoh teori konflik yang digagas oleh Lewis A Coser. Karena menurut Coser, konflik tidak selalu destruktif, itu bisa memiliki dampak positif. Dalam persahabatan, konflik dapat memicu perdebatan, diskusi, dan komunikasi yang mendalam. Dalam situasi ini, teman yang terlibat dalam konflik mungkin mulai memahami sudut pandang satu sama lain lebih baik, dan ini dapat memperkaya suatu hubungan persahabatan.
KEMBALI KE ARTIKEL