Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Burung Cemar

10 September 2024   19:15 Diperbarui: 10 September 2024   19:19 55 2
Burung Cemar

Terbang burung cemar, sayap penuh luka,  
Mengangkasa kelabu, di langit yang muram,  
Tertidur dalam gelap, terbangun di nista,  
Mencari setitik terang di ufuk yang kelam.  

Dulu ia ceria, dengan nyanyian pagi,  
Mengepak sayap bebas, merdeka tak terganti,  
Kini ranting-ranting patah, sarang sepi sunyi,  
Burung cemar bersedih, tersesat dalam mimpi.  

Angin berbisik pilu, memeluknya erat,  
Menghapus riuh kicau yang pernah sempat,  
Di mata yang lelah, memandang cahaya,  
Namun bayang kegelapan terus saja menyapa.  

Di ranting-ranting mati, ia tetap menari,  
Walau sayap tertambat, tak bisa berhenti,  
Mencari makna hidup, di balik semburat hari,  
Meski dunia cemari, ia tetap berdiri.  

Burung cemar terbang, meski tanpa arah,  
Menolak menyerah, dalam lirih yang pasrah,  
Karena meski cemar, sayap tetap mengepak,  
Mengukir jejak sunyi, hingga senja memeluk rembang.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun