Â
Tidak pernah terduga, kejadian nahas akan menimpa Abah Latif saat itu. Seorang lansia yang berumur 70 tahun ini, sempat terpental sejauh empat meter dari tempat semula akibat kencangnya getaran gempa. Abdul Latif nama lengkapnya, menceritakan tentang pengalamannya ketika gempa terjadi, saat itu ia sedang bekerja sukarela membersihkan pemakaman umum dan kemudian gempa terjadi tiba-tiba dengan kekuatan besar.
Â
"Setelah kejadian gempa, Abah langsung pulang ke rumah lihat kondisi rumah dan keluarga juga. Sepanjang jalan menuju rumah itu, rumah-rumah warga pada hancur, ada yang ringan ada yang ambruk. Ibu-ibu dan anak-anak banyak yang nangis dan ketakutan," kenangnya.
Â
Kondisi pasca kejadian gempa begitu kacau, bangunan hancur, banyak korban terluka, dan kerugian lainnya telah mengubah kehidupan para penyintas. Begitupun yang dirasakan keluarga Abah Latif, kejadian gempa Cianjur membuat rumah beliau rusak berat, keluarganya pun mengalami luka-luka ringan, dan hal ini memaksa abah Latif dan keluarga untuk mengungsi di posko-posko yang ada di Kampung Wargaluyu.
Â
Kondisi fisik Abah Latif tidak lagi kuat. Bahkan Abah seringkali mengeluhkan penyakit sakit pinggang yang dideritanya sejak 15 tahun terakhir hingga menyebabkan keadaannya menjadi bungkuk. Namun, ada kewajiban yang harus ia lakukan sebagai kepala rumah tangga dengan bekerja sebagai buruh serabutan atau kuli pacul. Sudah beberapa tahun ini Abah Latif memutuskan untuk berhenti menjadi kuli pacul dan hanya mengandalkan pemberian dari sang anak.
Â
"Sekarang mah Abah sudah tidak jadi kuli macul lagi soalnya badannya udah enggak kuat. Buat memenuhi kebutuhan dapur, abah dibantu oleh putra yang bekerja di luar kota," ujarnya.