Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Nahdlatul Ulama, Ruh Kemerdekaan Indonesia

3 November 2022   10:00 Diperbarui: 3 November 2022   09:59 80 1
Puisi oleh Gus Ahad



Ketika fajar kemerdekaan RI masih belum tampakkan tanda-tandanya

Di tengah kegelapan penjajahan yang menyelimuti Nusantara

Ulama di berbagai pelosok sudah terjaga

Terus abdikan diri sebagai pewaris para Nabi nan mulia



Di 1871, lahirlah sang ulama mulia

Muhammad Hasyim bin Asy'ari namanya

Tercatat sebagai generasi keturunan Nabi Muhammad ke-35

Yang kelak bergelar Hadratusy Syaikh, Maha Guru para Ulama



Hafal Al Qur'an di usia sangat belia

Khidmatkan diri belajar di pesantren di berbagai penjuru Jawa dan Madura

Jalani ibadah haji di semenanjung Arabia

Bertahun mukim di Makkah, pusat keilmuan Islam dunia



Pulang ke Nusantara membawa pencerahan bagi para ulama

Dirikan Pesantren Tebuireng, candradimuka santri Nusantara

Terus bekerja keras dengan etos tangan di atas lebih utama

Hadratusy Syaikh jadi panutan para ulama
Masa 1926, musyawarah para ulama Nusantara

Dengan istikharah, lahirlah Nahdhatul Ulama

Berlambang sembilan bintang Walisongo mengapit bola dunia

Hadratusy Syaikh dipilih sebagai Rais Pertama



Tak terhitung tekanan penguasa Hindia Belanda

Diplomasi, teror, ancaman, bahkan serangan bersenjata

NU tetap jadi benteng ulama dan santri seluruh Nusantara

Bahu membahu raih kemerdekaan RI milik semua



Masa 1945, Sekutu ingin kuasai Surabaya

Kerahkan armada pasukan digdaya, di laut dan udara

Hadratusy Syaikh serukan Resolusi Jihad 22 Oktober 1945

Yang jadi pengantar perang semesta 10 November di Surabaya



Nahdlatul Ulama besar bukan karena dilindungi penguasa

Nahdlatul Ulama besar karena komandoi gerakan jiwa anak bangsa

Menginspirasi lautan pembelaan untuk Indonesia merdeka

Dan kukuh bela Negara Kesatuan Republik Indonesia

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun