Mohon tunggu...
KOMENTAR
Otomotif

Trasportasi Masal untuk Jakarta di Masa Depan

9 Agustus 2012   03:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:03 820 1

Permasalahan Jakarta dari tahun ketahun yang tak kunjung usai adalah mengurai kemacetan, permasalan tersebut diakibatkan karena penataan trasportasi publik yang belum maksimal, nyaman dan aman. Pada akhirnya masih banyak warga yang lebih senang menggunakan kendaraan pribadinya untuk beraktifitas sehari-hari dibanding menggunakan angkutan umum. Pemprov DKI Jakarta dengan kebijakannya memberlakukan system three in one atau membatasi kendaraan pribadi yang melewati kawasan tertentu dimana hanya penumpang minimal 3 orang atau lebih yang diperbolehkan lewat untuk mengurai kemacetan yang menjadi jalur protokol Ibu Kota, walaupun sudah diberlakukan system three in one pada jalan dan jam tertentu masih saja belum dapat terurai permasalahan tsb dan masih dapat di akali oleh jasa-jasa three in one agar kendaraan pribadi dapat melintasi kawasan tersebut, polisi pun menutup mata untuk hal ini yang pada akhirnya menurut saya system three in one kurang efektif.

Terus cara apalagi agar kemacetan di Jakarta dapat terurai !!! Sebagai pemilik kewenangan, Pemprov DKI Jakarta terus berusaha untuk menanggulangi kemacetan yang terjadi di Ibu Kota, Seperti menyediakan layanan angkutan umum Transjakarta atau sering disebut busway yang bergambar elang bondol terbang sambil mencengkram beberapa buah salak sebagai ikonnya sudah berjalan dari tahun 2004 merupakan salah satu solusi mengurangi penggunaan kendaraan pribadi di Jakarta, busway sebagai angkutan umum yang kian diminati saat ini oleh warga Jakarta. Dapat dilihat dari Jumlah penumpang mengalami kenaikan dari 46 juta orang pada 2007 menjadi 115 juta pada 2011. Jumlah Koridor yang sudah berfungsi saat ini berjumlah 11 koridor sepanjang 215 halte dengan jumlah armada bus saat ini 524 unit dan 4 Koridor lagi akan bertambah sampai akhir 2012. Penambahan 4 Koridor tersebut adalah Koridor 12 ( Pluit- Tanjung Priok), Koridor 13 ( Blok M -Pondok Kelapa) koridor 14 ( Manggarai-Depok) Koridor 15 (Ciledug-Blok M). sumber

Selain menyediakan busway saat ini pemprov DKI Jakarta membangun 6 fly over dan underpass, 5 jalan tembus dan 14 jembatan di sejumlah lokasi yang mampu menahan laju kemacetan akibat pertumbuhan jumlah kendaraan yang begitu tinggi, sekitar 10% per tahun. Sebentar lagi, dua jembatan layang nontol siap beroperasi di jalur Kamp. Melayu - Tanah Abang dan Antasari- Blok M.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak ada jalan lain untuk tetap akan menaruh perhatian utama pada pembangunan sarana transportasi umum yang memadai untuk solusi kemacetan. Proyek yang sudah di rencakan secara matang dan telah berhasil digunakan sebagai trasportasi masal oleh negara-negara maju khusunya Asia, tidak salahnya dapat ditiru sebagai Trasportasi masal untuk Jakarta di Masa Depan yang juga dapat menjadi solusi kemacetan dan polusi udara adalah MRT ( Mass Rapid Transit) dan Subway ( Kereta dibawah tanah). Transportasi masal tersebut merupakan Salah satu cara yang bakal ditempuh untuk mengganti transportasi umum berbasis bus, dengan transportasi berbasis rel.

Yang mana kita tahu sampai saat ini di Indonesia khususnya di Jakarta, Trasportasi masal yang murah meriah yang banyak dipilih warga dan memiliki kapasitas penumpang banyak adalah kereta api dibanding bus. Menurut Fauzi Bowo selaku Gubernur DKI Jakarta untuk mencapai proyeksi tersebut bukan perkara mudah. Dibutuhkan kerja sama dari seluruh masyarakat dan instansi terkait. "Pekerjaan yang tidak mudah, sebab kereta api di luar kekuasaan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta". Untuk itu kita akan terus melakukan koordinasi dan kerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia (PT.KAI) untuk pengadaan transportasi masal berbasis rel di Jakarta. Dengan begitu, cara perhitungan akan menjadi lebih efisien dalam penggunaan bahan bakar minyak dan juga mengurangi tingkat polusi di Ibu Kota yang semakin parah," terangnya.

Beliau berharap, dengan beroperasinya MRT dan Subway juga akan menekan tingkat kemacetan yang terjadi di Jakarta. " Tahu sendiri kan sekarang harga minyak tinggi. Di samping itu persediaannya juga semakin menipis. Dengan adanya Subwaymasalah tersebut akan teratasi," ujar Fauzi. Kutipan: jakarta.go.id

Selain solusi membangun Trasportasi berbasis rel untuk angkutan umum di Ibu Kota, pemprov DKI Jakarta bersama dinas perhubungan dalam jangka pendek ini menghimbau kepada pemilik angkutan umum untuk segera meremajakan angkutannya agar para pemilik kendaraan pribadi mau berpaling menggunakan angkutan umum sebagai solusi kemacetan, karena sampai saat ini tuntutan masyarakat menginginkan angkutan umum yang nyaman dan aman. Seperti halnya KOPAJA ( Koperasi Angkutan Jakarta) saat ini yang sudah mau meremajakan kendaraannya dengan menambahkan AC dan fasilitas wifi gratis di dalam Busnya walaupun baru 2 rute yaitu P19 Jurusan Ragunan- Tanah Abang dan P20 Jurusan Senen- Lebak Bulus diberlakukan peremajaan tentu tarifnya berbeda dengan angkutan umum yang lain. Sebagai Gubernur DKI Jakarta yang secara resmi telah melepas kedua rute tersebut Fauzi Bowo membandingkan tarif non-ekonomi Rp 5 ribu dengan tarif Kopaja reguler Rp 2 ribu itu masih cukup terjangkau. "Saya rasa orang Jakarta sekarang mencari kualitas," ujarnya. "Orang bersedia membayar asal mendapatkan kualitas yang mereka inginkan. kutipan: tempo.co

Semoga program Trasportasi masal dan peremajaan Angkutan umum untuk Jakarta di masa depan dapat kita rasakan secepatnya agar kemacetan di Jakarta dapat cepat terurai, dengan begitu Kota Jakarta akan menjadi kota yang sejajar dengan kota Megapolitan Asia seperti Singapura, Hongkong, New Delhi, Seoul dan Tokyo yang sudah sukses menggunakan Trasportasi berbasis rel.***

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun