"Melalui pelatihan tersebut, kami berharap peserta bisa membuat busana sendiri dan minimal bisa dipakai sendiri atau keluarganya. Apabila dilatih terus, kemampuan meningkat, maka berpeluang menerima jahitan dari orang lain," ungkapnya.
Menurut dia, ketertarikan ibu- ibu PKK Kelurahan Sampangan untuk membuat busana wanita dengan teknik zero waste  ini menjadi peluang dan tantangan tersendiri bagi peserta. Kondisi tersebut ditanggapi pihak Unnes untuk bekerjasama dan menjadi mitra pelaksana kegiatan.
Selain Musdalifah, tim pengabdian Unnes terdiri atas Prof Dr Asih Kuswardinah MPd, Sita Nurmasitah, SS, M.Hum, Teguh Prayitno, serta tiga mahasiswa.
Menurut Asih Kuswardinah, metode yang diberikan dalam memberi pelatihan keterampilan yaitu dengan ceramah, tanya jawab, demonstrasi dan praktik. Khalayak sasaran adalah ibu-ibu anggota PKK sebanyak 15 orang. Kegiatan ini dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan, yang terdiri atas pemberian materi teori tentang zero waste dan keserasian berbusana yang sesuai, yang disampaikan dengan metode ceramah dan diskusi.
"Materi lainnya berupa praktik cara mengambil ukuran, cara membuat pola, menggunting bahan, menjahit dan menyelesaikan sesuai dengan teknik yang benar," jelasnya. Berikutnya, juga diadakan monitoring dan evaluasi kegiatan.
Ibu-ibu anggota PKK sangat antusias dalam mengikuti pelatihan pembuatan busana wanita dengan teknik zaro waste. Sekretaris PKK Kelurahan Sampangan, Ny Nur Kusbiyantini menilai pelatihan ini sangat bermanfaat bagi ibu-ibu wilayahnya. "Ini kesempatan untuk menambah ilmu dan meningkatkan keterampilan membuat busana. Setelah mengikuti kegiatan ini, kreativitas ibu-ibu diharapkan meningkat dan mereka bisa membuat busana dengan model yang lebih bervariasi.