Keahlian menulis editorial menuntut pemakaian aturan dan latihan bila kita akan menentukan tujuan dan kemudian menyusun dan menghimpun kembali fakta dan gagasan. Setiap tulisan dimulai dari sebuah gagasan atau fragmen tentang suatu ide. Meskipun mengembangkan suatu ide pada dasarnya adalah sebuah proses yang kreatif, sumber ide biasanya mudah diperoleh, misalnya dari perubahan yang tampak, sebuah gambar, atau orang. Kita semua memiliki banyak gagasan dan untuk membedakan antara penulis yang efektif adalah apa yang mereka kerjakan dengan gagasan-gagasan mereka. Seseorang akan memiliki keahlian maupun kerja seniman bila ia menguji suatu ide dengan menetukan apakah semuanya bisa dilakukan dengan ide tersebut. Jumlah persentase gagasan yang tidak bermanfaat cukup besar. Cara para penulis mengkaji gagasan mereka bergantung kepada kesukaan dan kemampuan. Para penulis akan menentukan gagasan apa yang berguna dengan cara menentukan sejauh mana manfaat pencapaian tujuan suatu karya tulis bagi pembaca. Menulis merupakan gabungan antara keahlian dan kreativitas pengarang sehingga pengukuran proporsi masing-masing tidak mungkin terlaksana. Tidak seperti pada fase awal (penentuan gagasan, perencanaan, dan pembuatan draft), fase akhir penulisan menuntut keahlian dan kreativitas kecuali bila seorang penulis masih harus melakukan perbaikan total. Menulis adalah kombinasi keahlian dan kerja seniman sehingga tidak satupunĀ bakat seni dapat mengganti kemahiran yang bermutu rendah. Para penulis editorial bukan bekerja untuk dirinya sendiri, melainkan untuk sebuah surat kabar, majalah, atau studio radio. Penulis editorial akan diberi instruksi-instruksi sebelum mereka menulis. Mereka tidak membuat karya mereka sendiri. Penulis yang tidak dinilai mungkin membuat editorial secara hati-hati, seluruh kreativitas akan sirna akibat kemungkinan-kemungkinan keberatan yang bisa muncul dari atas.