[caption id="attachment_227599" align="alignleft" width="113" caption="Sumber : Google.com"][/caption] "Aduh bagus banget bajunya, kayaknya pas deh dengan warna kulitmu, keren banget...beli dimana sih ...? "Ah ini mama yang buat..!" Kata anak kecil itu tersipu malu sambil menari-nari kesenangan. Demikian contoh sederhana pujian yang sering kita dengar kepada anak-anak kecil yang kita lihat.Sebenarnya kalimat pujian adalah sebuah perasaan tulus ikhlas yang disampaikan kepada orang lain karena sesuatu yang dikerjakannya menurut kita bagus dan baik. ‘Memuji', adalah suatu tindakan positif dan baik, jika dilakukan dengan tulus dan ikhlas pasti membuat siapa saja senang mendengarnya. Tulisan ini berusaha mengajak pembaca untuk merenung bagaimana baiknya kata-kata pujian jika sering diucapkan terhadap orang-orang yang pantas menerima pujian tersebut. Mulai dari anak-anak sampai orang dewasa pasti senang dipuji, tetapi belum tentu senang memuji. Orqang seperti inilah yang dikatakan egois, mau dipuji tapi gak mau memuji orang lain. Ada sebahagian orang kerjanya hanya cari perhatian kepada orang lain agar dapat dikatakan lebih ‘berhasil' dari yang lainnya. Karena ingin dipuji, maka tindakan apapun dilakukannya demi mendapatkan kata pujian tersebut. "Kamu hebat banget, orang lain takkan mampu seperti kamu ..".Namun biasanya orang yang begitu pasti jarang memuji orang lain. Karena menurut pendapatnya dia harus lebih dari orang lain dan semua orang berada di bawah tingkatnya. Di dalam kehidupan keluarga, kata-kata pujian hendaklah sering dilontarkan, jika kita menginginkan keluarga yang baik. Memuji dapat dilakukan dari hal yang paling kecil misalnya; ketika isteri mengerjakan pekerjaan rumah dengan sabar, ketika pembantu kita berinisiatif baik mengambilkan sesuatu yang tidak dapat digapai oleh anak, atau beberapa kata ‘ketika' lain yang memiliki hasil baik dan membuat seseorang itu layak mendapat pujian tersebut. Mengutip penjelasan Arvan dari ‘Institute for Management Leadership & Management', pujian dapat bermakna sangat berarti jika dimulai dengan kata ‘what'. Artinya ketika pujian disampaikan kepada orang yang dapat menangani masalah dengan baik. Orang tersebut akan senang jika kata-kata pujian itu disampaikan langsung tentang ‘apa' yang baru saja dikerjakannya. Pujian yang baik ini lama kelamaan akan membentuk watak yang baik pula sampai si anak tumbuh dan berkembang dewasa, ketika disampaikan kepada anak. Kemudian dilanjutkan dengan kata ‘why' atau kenapa anda memuji orang tersebut. Masih menurutnya, ada beberapa kriteria yang harus diingat dalam memuji orang, antara lain sampaikan kepada pihak-pihak terkait. Tentu saja kalau yang berhasil mengerjakan sesuatu itu si ‘A' sampaikan pujian tersebut kepada si ‘A' bukan ke B atau C. Tapi kalau mereka mengerjakan suatu pekerjaan baik itu dalam kelompok, maka tidak ada salahnya anda memuji mereka satu persatu dalam kelompoknya. [caption id="attachment_227601" align="alignleft" width="118" caption="Sumber : Google.com"][/caption] Masih menurut Alvin, "sebelum memuji, biasakanlah mendengar segala sesuatu dari sudut pandang mereka dengan penuh perhatian". Setelah itu baru kita mengambil inisiatif untuk memuji karena pemikiran-pemikiran atau tindakan-tindakannya tersebut. Kalimat pujian akan lebih afdol diucapkan jika dijelaskan kenapa anda memujinya. Karena ketika anda hanya memuji dengan kata-kata "bagus sekali .."atau "terima kasih..." misalnya tanpa ada penjelasan mengapa anda bilang bagus dan terima kasih. Hal ini dapat dianggap sebagai hal yang biasa dan basa-basi sifatnya dan membuat orang enggan mendengarkannya. Tapi coba dengan pujian seperti "terima kasih hasil dari meeting management kemarin, prestasi kerja anda sudah mencapai semua target management yang ditargetkan dan anda layak menempati posisi ‘the best employee' tahun ini". Akan lebih bermakna dan penuh arti ketika disampaikan dengan unsur-unsur ‘what' dan ‘why' secara lengkap dan detail. Kembali, pengucapan terimakasih yang dilakukan dengan tulus dan ikhlas dapat membuat hidup kita menjadi bertambah dan berkembang menjadi lebih baik. Ada suatu kebiasaan baik di keluarga kami, memuji dilakukan saat si anak akan tidur. Ucapan pujian seperti " Mbak usahamu belajar hebat banget lho, papa bangga punya anak seperti mbak...maju terus ya sayang...kita hadapi masa depan dengan semangat tak kenal menyerah.." . Lantas biasanya si anak akan mengangguk-angguk antara sadar dan tidak, lalu tertidur. Ketika kata-kata pujian disampaikan dengan cara-cara seperti ini Insya Allah akan terbawa dan terpatri dalam tidurnya bahwa dia bisa dan merasa dihargai orang tuanya. Kemudian perasaan senang ini akan terbawa dalam tidurnya yang lelap. Sebagai penutup, penulis berharap mari kita mulai dengan kata-kata pujian dimulai dari orang-orang terdekat kita; anak, isteri, anggota keluarga yang lain, dan lingkungan kita. Kalau pujian jika dilakukan dengan tulus dan ikhlas, pasti mendapatkan kesenangan bagi yang memberi pujian dan yang menerimanya sekaligus. Lantas "Begitu Sulitkah Memuji...?!" jawabannya tidak ...! apalagi jika disampaikan dengan tulus ikhlas.
KEMBALI KE ARTIKEL