Contoh lain, sekarang sudah banyak program acara televisi yang bertajuk "reality show". Namanya juga reality, yang berasal dari kata 'real' atau nyata. Tapi prakteknya, tanyangan ini justru full rekayasa. Kasusnya saja yang 'real', yang mungkin diangkat dari kisah nyata, tapi pemainnya diambil dari kita-kita yang belum sempat ditawari main film/sinetron. Disinilah salah satu ajang aktualisasi diri yang terbuka lebar, mengingat program reality dan sejenisnya  sudah menjamur.
Masih dalam media televisi, bukan cuma anak muda  yang berusaha mengaktualisasikan dirinya lewat program atau tayangan-tanyangan tv, para pejabat negara sekarang juga mulai merambah ke dunia "nampil". Apalagi suara mereka dibutuhkan oleh masyarakat atas nama 'keberpihakan pada rakyat' terhadap beberapa masalah yang dihadapi bangsa ini. Para politisi kini makin mudah dijumpai dalam layar warna televisi. Mereka tidak lagi pakai ajang promosi lewat iklan kampanye dll, tapi cukup bicara soal rakyat di TV mereka sudah didengar dan dikenal  oleh rakyat, mudah 'kan?
Lain lagi dengan aktualisasi diri lewat media online, internet. Media yang satu dinilai mempunyai janngkauan terluas dan termudah mampu memfasilisitasi kita dalam pengaktualisasian diri. Cukup dengan modal seprangkat PC dan jaringan internet, kita sudah bisa melihat dunia, atau bahkan dunia yang akan melihat kita. Dan sekarang sarana ini cukup banyak dikenal oleh hampir seluruh lapisan masyarakat. Ini karena didukung oleh jaringan internet yang menyebar hampir ke seluruh pelosok daerah di Indonesia.
Begitu mudahnya kita mengepakkan sayap untuk memperkenalkan pada dunia, inilah saya!! Perkembangan media sebagai fasilitator juga mampu melahirkan manusia-manusia sadar eksistensi. Tapi tak bisa dipungkiri, fenomena sindrom aktualisasi diri ini juga rentan dengan kondisi psikologis seseorang. Ketika seseorang sudah dijanjikan mimpi-mimpi indah yang terlihat mudah digapai, namun tidak siap dengan terpaan-terpaan kehidupan yang lebih dari sebelumnya, maka jumlah orang stress di negeri kita akan bertambah.
Selamat berkelana dalam kehidupan "unjuk gigi". Eksistensi yang didasari oleh percaya diri akan melahirkan prestasi, bukan untuk orang lain tapi paling tidak untuk diri sendiri.